Indonesia Sebagai Pemimpin dalam Mengatasi Tantangan Air dan Iklim

ilustrasi

Oleh: Andhika Wahyudiono

Bengkulutoday.com - Pemerintah Indonesia menaruh harapan besar terhadap penciptaan Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), sebuah inisiatif yang diharapkan dapat direalisasikan pasca perhelatan World Water Forum ke-10. Berdasarkan pernyataan dari Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, yang dilaporkan oleh Infopublik.id pada Rabu, 24 April 2024, target pemerintah adalah untuk melihat COE terwujud sekitar satu tahun setelah WWF. Pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Bali, Indonesia mengusulkan pendirian COE dengan tujuan utama mengatasi tantangan kompleks dalam manajemen air yang dipicu oleh perubahan iklim.

Endra menegaskan bahwa pendirian COE merupakan respons terhadap tantangan iklim global yang semakin nyata dan mendesak. Indonesia melihat pentingnya kerja sama antarnegara Selatan, yang melibatkan negara-negara dengan masalah serupa terkait tata kelola air dan ketahanan iklim. Negara-negara Selatan yang sering kali menghadapi banjir, masalah sedimen akibat erupsi, dan tantangan pengelolaan air lainnya akan dapat saling mengedukasi, bertukar pikiran, dan berbagi pengalaman untuk mencari solusi terbaik yang dapat diimplementasikan di berbagai konteks nasional. Melalui COE, Indonesia berharap dapat memperkuat kerja sama Selatan-Selatan (South-South Cooperation) dengan mengintegrasikan Sabo Training Center di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai bagian penting dari inisiatif ini.

Menurut Endra, perkembangan Sabo di Yogyakarta dapat menjadi model pembelajaran yang efektif bagi negara-negara Selatan dalam hal tata kelola air dan ketahanan iklim. Sabo Training Center di Yogyakarta akan memberikan kesempatan bagi negara-negara anggota COE untuk belajar dan berkolaborasi dalam mengatasi tantangan serupa yang dihadapi di negara mereka masing-masing. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mendukung upaya global untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan masalah tata kelola air.

World Water Forum ke-10, yang akan diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024, akan menjadi ajang diskusi yang sangat penting. Forum ini akan memfokuskan pembahasannya pada empat isu utama, yaitu konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam. Dengan menghadirkan 244 sesi yang beragam, diharapkan forum ini dapat menghasilkan langkah-langkah konkret dalam mengatasi tantangan tata kelola air secara terpadu, terutama untuk pulau-pulau kecil yang rentan terhadap perubahan iklim.

Partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk 43 duta besar dan empat organisasi internasional yang diundang oleh pemerintah Indonesia, akan menjadi kunci keberhasilan World Water Forum ke-10. Tujuan utama dari forum ini adalah untuk menghasilkan kesepakatan dan solusi yang dapat diimplementasikan secara nyata dalam upaya meningkatkan ketahanan air dan ketahanan iklim di seluruh dunia. Selain itu, pembentukan COE juga menjadi agenda penting dalam forum ini, karena COE diharapkan akan menjadi pusat keunggulan yang dapat memperkuat kerja sama global dalam menghadapi tantangan air dan iklim.

Namun demikian, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam proses pendirian COE dan pelaksanaan World Water Forum ke-10. Salah satunya adalah perlunya dukungan finansial yang cukup untuk mendukung operasional COE dan implementasi hasil-hasil forum dalam skala nasional maupun regional. Selain itu, koordinasi antarlembaga dan antarnegara dalam menjalankan COE juga akan menjadi kunci keberhasilan, mengingat kompleksitas tantangan yang dihadapi dalam tata kelola air dan ketahanan iklim.

Dalam menghadapi tantangan ini, Indonesia harus bersiap untuk memainkan peran yang aktif dan proaktif dalam memimpin upaya-upaya koordinasi dan kolaborasi antarnegara untuk meningkatkan ketahanan air dan iklim secara global. Sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10, Indonesia memiliki kesempatan untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin regional dalam tata kelola air dan ketahanan iklim. Dengan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak dan mempromosikan prinsip-prinsip keberlanjutan, Indonesia dapat menjadi teladan bagi negara-negara lain dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan tata kelola air yang semakin kompleks.

Langkah penting dalam meningkatkan ketahanan air dan iklim telah diambil dengan pendirian COE dan penyelenggaraan World Water Forum ke-10 secara keseluruhan. Melalui partisipasi berbagai pihak dan upaya penghasilan solusi yang dapat diaplikasikan secara konkret, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam memperjuangkan tata kelola air yang berkelanjutan dan ketahanan iklim yang kokoh di tingkat regional maupun global. Dengan kerja sama yang kuat dan komitmen yang tidak ragu-ragu, Indonesia siap memainkan peran yang sangat penting dalam menghadapi tantangan global yang semakin mendesak di bidang ini.

Pendirian COE dan pelaksanaan World Water Forum ke-10 menandai momen krusial dalam upaya mengatasi tantangan global terkait ketahanan air dan iklim. Melibatkan berbagai aktor, baik dari sektor publik maupun swasta, serta lembaga-lembaga internasional, langkah ini menunjukkan komitmen bersama untuk mencari solusi yang efektif dan berkelanjutan. Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alamnya dan peran aktif dalam forum internasional, memiliki potensi besar untuk memimpin dalam upaya ini dan menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam hal tata kelola air dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Keberhasilan COE dan World Water Forum ke-10 akan menjadi cermin dari kesungguhan global dalam menghadapi krisis air dan iklim yang semakin memburuk. Melalui kolaborasi lintas sektor dan kerja sama internasional yang erat, langkah-langkah konkret dapat diambil untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim terhadap ketersediaan air dan ketahanan pangan. Indonesia, sebagai negara dengan keragaman ekosistem dan tantangan yang unik terkait air dan iklim, memiliki kesempatan untuk memperlihatkan kepemimpinan dalam memimpin diskusi dan aksi konkret di tingkat global.

Pendirian COE dan pelaksanaan World Water Forum ke-10 memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk meneguhkan posisinya sebagai pemimpin dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Dengan mendorong inovasi, penelitian, dan kolaborasi antarlembaga, COE dapat menjadi pusat keunggulan yang menghasilkan solusi-solusi kreatif dan efektif untuk tantangan air dan iklim. Indonesia dapat mengambil peran proaktif dalam mengoordinasikan upaya bersama untuk melindungi sumber daya air dan membangun ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim yang semakin nyata.

Sebagai negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, Indonesia memiliki kepentingan strategis dalam memastikan ketersediaan air yang cukup untuk kebutuhan masyarakatnya. Dengan memperkuat kerja sama regional dan global dalam pengelolaan air dan mitigasi perubahan iklim, Indonesia dapat melindungi keberlangsungan ekosistem airnya dan memastikan ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang. Melalui COE dan forum-forum internasional seperti World Water Forum, Indonesia dapat berperan sebagai pelopor dalam membangun tata kelola air yang berkelanjutan di tingkat global.

Komitmen Indonesia dalam mendirikan COE dan menggelar World Water Forum ke-10 merupakan langkah maju yang patut diapresiasi dalam mengatasi tantangan air dan iklim di tingkat global. Dengan memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat kerja sama regional dan internasional, Indonesia dapat berperan sebagai agen perubahan yang signifikan dalam upaya menjaga keberlanjutan sumber daya air dan menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Melalui upaya bersama dan inisiatif-inisiatif seperti COE, Indonesia dapat membantu menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh bagi planet ini.