Angka Pengangguran Menurun di Rejang Lebong di Masa Pandemi, Sebab dan Tantangannya

Ilustrasi

Oleh Indang Satria, S.E, Staf/Koordinator Statistik Kecamatan

Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Provinsi Bengkulu tanggal 05 November 2021 memberitakan kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bengkulu, dimana terjadi penurunan angka  pengangguran turun 5056 orang  dibandingkan kondisi Agustus 2020. Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Rejang Lebong yang angka Penganggurannya turun sebanyak 2.047 orang yang berhasil menyumbangkan penurunan angka pengangguran sebesar 40 persen lebih dari total angka pengangguran Provinsi Bengkulu.

Hal ini merupakan kabar gembira bagi masyarakat Provinsi Bengkulu khusunya Kabupaten Rejang Lebong. Upaya apa yang telah dilakukan Pemerintah Daerah Rejang Lebong dalam menggapai prestasi ini cukup menarik untuk disimak.

Penulis mendapat informasi melalui Dinas ketenagakerjaan Kabupaten Rejang Lebong bahwa masyarakat Rejang Lebong banyak mencari peluang melalui mediasosial, terutama melalui pemerintah pusat yang membuka lowongan berupa bantuan Pelatihan Online Pra Kerja. Setelah pelatihan banyak masyarakat yang mulai mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam memulai atau memperbaiki cara kerja usaha mereka.

Factor lain yang juga dirasa oleh penulis adalah pendekatan humanis para aparat di Kabupaten Rejang Lebong pada saat penertiban kebijakan PPKM Level 3. Hal ini cukup mendorong semangat masyarakat untuk tetap berusaha di Rejang Lebong.

Walaupun terkesan indah, penurunan angka pengangguran ini menyisakan sedikit tantangan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong. Salah satu tantangannya adalah diduga telah berkurangnya masyarakat yang masuk dalam angkatan kerja di Kabupaten Rejang Lebong.

BPS Provinsi Bengkulu turut mengabarkan bahwa terjadi juga penurunan angka tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Kabupaten Rejang Lebong. Pada tahun 2020 angka TPAK sebesar 77,39% menjadi 76,08 persen di tahun 2021 atau berkurang sebesar 1.731 orang.

Indikator diatas menandakan adanya penurunan partisipasi masyarakat dalam dunia kerja, ada yang memilih hanya bersekolah, atau mengurus rumah tangga atau hanya kegiatan lainnya yang tidak berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Fakta ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah karena akan menjadi beban ekonomi kedepannya apabila tidak disikapi dengan baik.

Bagi masyarakat yang memilih untuk bersekolah, pemerintah daerah kedepannya wajib menyediakan lapangan kerja yang sesuai dengan keterampilan mereka atau akan timbul lonjakan pengangguran yang berpendidikan tinggi. 
Bagi masyarakat yang memilih untuk mengurus rumah tangga, maka meraka harus di idenfikasi apakah mereka berkerja sebelumnya dan diberikan motifasi supaya mereka kembali berkerja dan menghasilkan pendapatan. 
Bagi masyarakat  memili berkegiatan yang tidak berkaitan dengan ekonomi diberikan pelatihan kerja dan modal kerja sehingga dapat merubah kegiatannya menghasilkan pendapatan atau uang.   

Penurunan angka pengangguran harus disikapi dengan bijak oleh pemerintah daerah maupun masyarakat. Suatu keberkahan apabila disikapi dengan euphoria akan menjerumuskan. Mari kita bersama bahu membahu menghadapi tantangan pemulihan ekonomi akibat covid 19 bersama kita bisa.