Angka Pernikahan Terus Menurun, Bagaimana Kabar Perekonomian Indonesia?

Ilustrasi

Penulis : Aisha Septiana

Bengkulutoday.com - Pernikahan merupakan sebuah komitmen antara dua insan untuk hidup bersama sebagai suami istri dengan tujuan memulai sebuah keluarga dan membangun hubungan  jangka panjang.
 Secara adat, perkawinan dianggap sebagai ikatan suci dan seringkali diatur oleh norma-norma sosial, agama, dan hukum. 

Banyak orang melakukan menikah karena ingin hidup bersama pasangannya, menyempurnakan akhlak, dan ingin memiliki keturunan.

Namun lambat laun angka pernikahan di Indonesia menurun. Terutama dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Mengapa angka pernikahan di Indonesia menurun?.

Menurut data  Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, angka pernikahan di Indonesia  mengalami penurunan. Ada beberapa wilayah yang mengalami fenomena serupa.Misalnya, DKI Jakarta  mengalami penurunan sebanyak 4.000 orang.Sedangkan Provinsi Jawa Barat mencatat penurunan sebanyak 29.000 orang. Situasi serupa juga terjadi di Jawa Tengah yang jumlah penduduknya berkurang 21.000 orang, dan di Jawa Timur yang jumlah penduduknya berkurang sekitar 13.000 orang.

 Menurut data BPS, jumlah pernikahan di Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 1.577.255 orang. Jumlah ini tampaknya mengalami penurunan sebanyak 128.000 dibandingkan  tahun 2022. Sementara itu, angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan sebesar 28,63 persen selama 10 tahun terakhir.
Namun demikian, tak semua angka pernikahan di setiap provinsi mengalami penurunan. Beberapa provinsi tercatat sempat mengalami kenaikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

David Sumual, Pengamat Ekonomi PT Bank Central Asia Tbk (BCA),  mengatakan jika tren ini terus berlanjut maka akan berdampak pada dividen demografi dan menimbulkan tantangan dalam hal dividen demografi yang membutuhkan  lebih banyak sumber daya manusia.

 “Bisa berdampak pada bonus demografi. Bisa lebih cepat dari perkiraan,” kata David saat dihubungi Bloomberg Technos, Kamis (2024/07/03).

 Meski demikian, David memperkirakan jumlah penduduk produktif Indonesia akan terus meningkat pada tahun 2035 akibat bonus demografi.

 “Ini merupakan peluang untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia,” lanjutnya.

David memberi contoh Cina dan Jepang. Ada hubungan antara peningkatan lapangan kerja produktif dan pertumbuhan ekonomi.

 “Tentu ada keterkaitan antara pertumbuhan penduduk bekerja (dari 16 ke 64 tahun) dan pertumbuhan ekonomi,’’ jelasnya.

Apa dampak penurunan pernikahan dalam jangka panjang di Indonesia?.

Penurunan angka pernikahan di Indonesia dalam jangka panjang kemungkinan besar akan memberikan dampak  signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, ekonomi, dan berpenduduk.
 Kemungkinan dampak  penurunan jumlah perkawinan adalah: 

Pertama, Menurunnya angka pernikahan dapat menyebabkan penuaan pada populasi Indonesia.Ketika angka kelahiran menurun, populasi  cenderung menua, yang dapat berdampak pada perekonomian, sistem pensiun, dan keberlanjutan tenaga kerja.

Kedua, Menurunnya perkawinan kemungkinan besar akan mengubah struktur keluarga  masyarakat Indonesia. Jumlah keluarga  kecil bisa bertambah, sedangkan jumlah keluarga  besar bisa berkurang.
 Hal ini dapat mempengaruhi hubungan keluarga, pola hubungan antar anggota keluarga, dan tanggung jawab sosial dalam masyarakat.

Ketiga, Menurunnya jumlah pernikahan juga dapat berdampak pada perekonomian Indonesia. Pernikahan biasanya memicu konsumsi dan investasi  rumah tangga, sehingga penurunan jumlah pernikahan dapat berdampak pada industri pernikahan, pasar real estat, dan sektor ekonomi terkait lainnya.

Keempat, Memburuknya pernikahan juga dapat mempengaruhi kebahagiaan dan kesehatan mental seseorang. Pasangan  cenderung mendapatkan dukungan sosial dan emosional yang lebih besar, yang dapat berkontribusi pada kesejahteraan dan kesehatan mental mereka.

Kelima, jumlah pernikahan mungkin juga  mencerminkan perubahan nilai dan norma sosial di Indonesia. Ketika fokus masyarakat terhadap pernikahan berubah, nilai-nilai mengenai komitmen, keluarga, dan hubungan juga berubah.

Apa implikasi penurunan pernikahan terhadap keberlanjutan ekonomi di Indonesia?.

 Menurunnya jumlah pernikahan dapat menimbulkan beberapa dampak terhadap keberlangsungan perekonomian Indonesia. Beberapa implikasinya antara lain: 

1.Berkurangnya jumlah pekerja: Dengan menurunnya angka perkawinan maka jumlah kelahiran cenderung menurun.Hal ini dapat berdampak pada pertumbuhan populasi dan menyebabkan lebih sedikitnya pekerja potensial di masa depan.Kekurangan tenaga kerja dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas di berbagai sektor industri.

2.Dampak terhadap konsumsi dan investasi: Pernikahan seringkali menjadi faktor yang merangsang konsumsi dan investasi dalam keluarga. Penurunan jumlah pernikahan dapat mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa terkait pernikahan, seperti real estat, peralatan rumah tangga, dan layanan terkait pernikahan.Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan sektor ekonomi yang terkait dengan industri pernikahan.

3.Dampak pada sektor real estate: Penurunan angka pernikahan dapat berdampak pada sektor real estate di Indonesia. Permintaan terhadap rumah tangga  atau apartemen yang lebih kecil mungkin meningkat, sementara permintaan untuk rumah tangga  atau rumah tangga yang lebih besar mungkin menurun. Hal ini dapat mempengaruhi harga real estat dan kinerja pasar real estat secara keseluruhan.

4. Sistem pensiun dan kesejahteraan: Menurunnya jumlah perkawinan juga dapat mempengaruhi sistem pensiun dan kesejahteraan di Indonesia. Ketika populasi  cenderung menua karena turunnya angka kelahiran, sistem pensiun dan perlindungan sosial harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan populasi yang menua.

5. Inovasi dan pertumbuhan ekonomi: Pernikahan juga dapat mempengaruhi inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Pasangan  sering kali termotivasi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, yang dapat mendorong inovasi dan kewirausahaan. Menurunnya angka pernikahan dapat mempengaruhi tingkat inovasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Kesimpulannya, Penurunan jumlah pernikahan di Indonesia ditunjukkan oleh data  Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat penurunan  jumlah pernikahan secara signifikan selama satu dekade terakhir.Penurunan ini kemungkinan besar akan memberikan dampak jangka panjang yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan di Indonesia, termasuk perekonomian, struktur keluarga, dan kesejahteraan masyarakat. Penurunan angka pernikahan akan menyebabkan populasi menua, perubahan struktur keluarga, dan berkurangnya konsumsi dan investasi rumah tangga, yang mungkin berdampak negatif pada industri terkait seperti industri pernikahan dan sektor real estate. Selain itu, penurunan ini juga dapat berdampak pada sistem pensiun dan sosial, sehingga menurunkan tingkat inovasi dan pertumbuhan ekonomi.

Penurunan jumlah pernikahan kemungkinan besar mempunyai implikasi yang kompleks terhadap keberlanjutan perekonomian di Indonesia dan memerlukan pertimbangan yang cermat dalam merancang kebijakan yang mempertimbangkan dampak sosial, ekonomi, dan demografi.

Secara keseluruhan, penurunan angka perkawinan menandakan adanya pergeseran nilai dan norma sosial di Indonesia, dan diperlukan berbagai penyesuaian  kebijakan untuk mengatasi tantangan baru.
Oleh karena itu, penurunan  jangka panjang dalam pernikahan di Indonesia mungkin mempunyai dampak yang kompleks, dan kehati-hatian harus diberikan ketika merancang kebijakan yang mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan demografi yang terkena dampaknya.