Oleh: Nugroho Tri Putra, M.I.Kom
Bengkulutoday.com - Pagi tadi, Senin (3/3/2025) lapangan Kantor Walikota Bengkulu di Bentiring tampak tak seperti biasa. Para ASN Pemkot Bengkulu memenuhi apel gabungan perdana yang dihadiri Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi dan Wakil Walikota Ronny PL Tobing, pasangan Walikota dan Wakil Walikota terpilih periode 2025 – 2030.
Ada hal menarik yang disampaikan Dedy Wahyudi saat menjadi Pembina apel. Dia menginginkan ASN mulai dari Eselon II, III, IV termasuk Camat dan Lurah dapat dengan baik melayani masyarakat.
“Tangan kami terbatas, pandangan mata kami terbatas, telinga kami pun terbatas dalam mendengar keluhan masyarakat. Karena itu, kita semua butuh kerjasama. Kami tidak bisa bekerja berdua saja,” kata Dedy Wahyudi.
Dedy mengisyaratkan, bahwa program yang akan dijalankan termasuk program 100 hari kerja, tak lain di butuhkan kontribusi pegawai Pemkot Bengkulu.
“Para lurah bersama RW dan RT adalah ujung tombak di masyarakat. Tolong bantu warga kita yang membutuhkan pertolongan, layani dengan baik, bantu rakyat,” kata Dedy.
Walikota yang pernah puluhan tahun menggeluti dunia jurnalistik itu pun berjanji akan memperhatikan hak-hak aparaturnya. Dedy memahami berbagai keluhan yang kerap menjadi perbincangan hangat dikalangan ASNnya.
“Dari beberapa keluhan pegawai, saya sering mendengar TPP ASN tak tepat waktu. Untuk itu, saya meminta bahwa apa yang telah menjadi hak pegawai itu dapat disalurkan tepat waktu. Tapi tetap dengan melihat kondisi PAD kita,” kata Dedy.
Dedy juga memotivasi pegawainya agar menjadi teladan yang baik.
Menurutnya, ada 4 kriteria pegawai. Pertama, pegawai haram.
“Pegawai haram ini adalah pegawai yang tiap hari trouble maker. Suka mengumpat. Suka menyampaikan. Selalu bikin masalah. Bermuka dua,” kata Dedy mengingatkan.
Dedy juga mengingatkan agar para pegawai jangan suka berbicara dibelakang alias mengumpat. “Dinding ini bertelinga,” ujar Dedy memberi peribahasa.
Kedua, kata Dedy, pegawai Makruh. Kriteria pegawai ini adalah Jika dia ada, memilik manfaat. Jika tidak ada dia tidak masuk hitungan.
Ketiga, pegawai sunat. Pegawai sunat ini hadir membawa manfaat. Jika tidak hadir dia tidak buat masalah.
“Keempat, pegawai wajib. Pegawai wajib ini kalau dia tidak hadir dia selalu dicari atasannya. Kehadirannya ditunggu tunggu. Sering diajak pimpinan. Jika ada Kepala Dinas yang lain ingin meminta pegawai tersebut, biasanya tidak akan diberi. Akan dipertahankan,”kata Dedy.
Para pegawai yang mengikuti apel gabungan pun tampak terkesima mendengar pidato Dedy. Hal-hal yang disampaikan mencerminkan begitu pahamnya Dedy pada seluk beluk penyelenggaraan pemerintahan.
“Jangan kecewakan rakyat, mengecewakan rakyat sama dengan mengecewakan pimpinan,” tutup Dedy.
*Penulis adalah ASN Pemerintah Kota Bengkulu