Desa Sumber Makmur Seluma Masih Krisis Air Bersih, Warga Terpaksa Tampung Air Hujan untuk Masak dan Minum!

Yetin (kiri) dan Restu, warga Desa Sumber Makmur, menunjukkan galon besar yang digunakan untuk menampung air hujan, Jumat, 4 Juli 2025. Air tersebut menjadi sumber utama kebutuhan air bersih mereka untuk memasak dan minum. (Bengkulutoday.com/Franky Adinegoro)

Seluma, Bengkulutoday.com – Warga Desa Sumber Makmur, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, hingga kini masih menghadapi krisis air bersih. Air sumur yang tersedia di desa tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung endapan berbau karat dan menyerupai serpihan besi.

Kondisi ini diungkapkan oleh Yetin Restiana (37) dan Restu (25), dua warga desa yang ditemui pada Jumat, 4 Juli 2025. Mereka menyebut bahwa air sumur di desa hanya digunakan untuk mencuci dan mandi, sedangkan untuk minum dan memasak, warga terpaksa membeli air galon atau menampung air hujan.

“Airnya kelihatan bersih, tapi bau karat. Kalau diendapkan, di bawahnya ada serpihan seperti besi dan bau amis. Jadi enggak bisa diminum,” ujar Yetin.

Krisis air ini bukan hal baru. Kepala Desa Sumber Makmur, Sumarni, menyebut bahwa persoalan air bersih sudah berlangsung sejak lama, bahkan jauh sebelum desa ini mengalami pemekaran wilayah. Namun hingga kini, belum ada upaya nyata dari pemerintah daerah untuk menyelesaikannya.

“Sudah dari zaman kami masih perkampungan. Sampai hari ini belum ada solusi. Setiap hari warga harus beli air, atau menampung air hujan,” jelas Sumarni.

Lebih lanjut, Sumarni mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil penelitian dari Universitas Bengkulu (UNIB), air tanah di wilayah Desa Sumber Makmur tidak layak untuk dikonsumsi. Kandungan zat berbahaya dalam air tersebut berpotensi mengganggu kesehatan jika terus digunakan.

“Sudah ada penelitian dari UNIB, dan hasilnya menyatakan bahwa kadar air di sini tidak layak untuk dikonsumsi,” terangnya.

Sementara itu, warga seperti Restu menambahkan bahwa air tanah di desa mereka berwarna hitam akibat tanah gambut, dan hanya digunakan untuk keperluan mandi dan mencuci. Namun, air tersebut juga menimbulkan efek lengket dan kering pada kulit.

“Kalau mandi pun terasa enggak enak. Tapi alhamdulillah belum ada penyakit kulit, mungkin karena kami sudah terbiasa,” katanya.

Restu berharap pemerintah daerah, khususnya Bupati Seluma yang baru, bisa segera turun langsung meninjau kondisi desa dan mencari solusi jangka panjang.

“Tolonglah dialirkan air PAM ke desa ini. Tapi airnya juga harus bagus. Soalnya banyak warga bilang, air PAM pun kadang lebih jelek dari air sungai,” ujarnya.

Hingga kini, warga menyebut belum ada pejabat yang datang secara langsung untuk meninjau kondisi air di Desa Sumber Makmur. (Franky)