Dulu Cleaning Service, Kini Kakanwil Kemenag Bengkulu

Kakanwil Kemenag Drs H Zahdi Taher M.HI. Foto: Kemenag Bengkulu

Bengkulutoday.com - Ulet, disiplin, Humoris, tegas, dan ramah tamah. Itulah yang tergambar dari sosok Dr H Zahdi Taher M.HI. Filosofi hidup yang tertanam kukuh di Zahdi, mengantarkannya pada kesuksesan. Berawal dari seorang pengembala kerbau, dan sapi serta berkerja sebagai cleaning service di perantauan, suami dari Megaharyanti itu kini diamanahkan menjadi Kakanwil Kemenag Bengkulu.

Dengan ketekunan, doa dan selalu belajar dari peristiwa hidup, laki-laki asal Desa Tunggang Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko itu menceritakan awal perjalanannya ketika  ditinggalkan oleh almarhum Ibu nya Aminah pada tahun 1972 atau ketika berumur tiga tahun. Putra buah hati M. Taher yang dilahirkan pada Tanggal 19 Oktober 1967 itu, kemudian memutuskan merantau, untuk menyusul saudara Ayah nya bernama Buya Ahmad Sati ke kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat.

‘’Di Kota Payakumbuh, pada tahun 1976 saya melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) di Koto Panjang Lampasi Kecamatan Tigo Nagori. Disini sambil menuntut ilmu, saya mengambil pekerjaan sampingan membantu masyarakat mencangkul, menanam hingga memanen atau menyabit padi serta menjadi pengembala ternak di sawah, guna memenuhi kebutuhan hidup serta untuk mendapatkan uang membayar biaya pendidikan,’’ kata Zahdi.

Bekerja sampingan memenuhi kebutuhan hidup demi mencari kehidupan baru agar bisa meraih cita-cita membuat Zahdi terdidik hidup keras. Karenanya sejak kecil, Zahdi mengikuti nasehat orang tuanya agar membangun kekerabatan dengan banyak orang, dengan tidak menyusahkan sanak saudara ditempat perantauan.

‘’Karenanya selama berkerja sampingan, tidak ada waktu untuk bersantai. Pagi saya menuntut ilmu, sepulang sekolah hingga sore saya kerja di sawah,’’ ungkap Zahdi yang mengaku, selama merantau bertempat tinggal di Surau.

11 tahun di Ranah Minang, dengan modal mengadaikan sepeda kesayangannya yang dibeli dari hasil jeri payahnya selama di PadangZahdi memutuskan kembali ke kampung halaman di Provinsi Bengkulu, dan memutuskan melanjutkan pendidikannya di Pondok pesantren Pancasila.

Disini, Zahdi tetap melanjutkan prinsip hidupnya dengan tidak menyusahkan banyak orang. Sehingga selama mengikuti pendidikan, Zahdi yang mengaku tinggal di Pesantren, juga berkerja sampingan sebagai seorang cleaning service dan tukang mengangkut kayu bakar yang dikumpulkan untuk digunakan sebagai bahan bakar, untuk masak para santri.

‘’Untuk bersih-bersih di lingkungan Pesantren dan mengangkut kayu bakar, saya harus bangun pagi lebih awal, pukul 04.00 subuh,’’ terang Zahdi.

Zahdi mengakui, selama merantau sejak tahun 1973, dirinya merasa sangat bersyukur. Karena Ayah dari 3 anak ini, dididik menjadi orang yang disiplin, tegas dan mandiri. Namun sedih dan dukannya, Zahdi jarang dijenguk oleh keluarganya.

‘’Kehidupan keluarga saya serba ketebatasan. Jadi saya memaklumi jika keluarga jarang menjenguk saya selama menempuh pendidikan di Pesantren,’’ kenang Kakanwil. 

Namun demikian, hidup di kota perantauan menambah kekuatan jati dirinya, sehingga selesai menempuh pendidikan di Pesantren, Zahdi mengaku sudah terlatih untuk tampil dihadapan orang. Baik menjadi khatib, imam bahkan guru ngaji.

‘’Karenannya, setelah lulus. Saya  kembali dikaryakan menjadi seorang pengawas Asrama sambil melanjutkan pendidikan di STAIN Raden Patah di Kota Bengkulu.  Bahkan saya juga berkerja sampingan sebagai mengajar ngaji privat untuk membayar biaya pendidikan,’’ lanjut Zahdi.

Namun, ia tak putus asa. Zahdi mempunyai jurus jitu dalam menghadapi tantangan yang ada di depan mata.

“Setiap melangkah kita harus memiliki niat yang kuat dan harus ditekuni. Dengan rasa keyakinan inilah, akhirnya saya bisa lulus S1 STAIN sebagai mahasiswa terbaik dengan IPK 3.34 dan lulus sebagai PNS di Kemenag dengan mengawali tugas di KUA,” tandas Kakanwil.

Ada dua modal utama yang Zahdi pegang untuk menjadi orang sukses yakni beriman, dan berilmu. Dua kunci rahasia inilah, mengantarkan Zahdi sukses menyelesaikan pendidikan S2 di IAIN Bengkulu dan S3 di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.

Sidang ujian promosi Doktor tersebut, digelar di Kampus Pasca Sarjana S2 dan S3 UIN Raden Intan. Zahdi dinyatakan lulus dengan mengambil judul desertasi ‘’Manajemen Haji dan Umroh (Analis Pencapaian Kepuasan Layanan Haji dan Umrah di Kota Bandar Lampung’’

‘’Dengan ini menyatakan promovendus, zahdi dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan, sebagai doktor yang 176,’’ pungkas Prof Dr H Mohammad Mukri M.Ag selaku ketua Sidang ketika menutup ujian promosi Doktor, Sabtu (19/6/2021).

‘’Atas nama pimpinan sidang dan lembaga mengucapkan selamat dan apresiasi. Semoga keberhasilan ini menginspirasi dan menjadi energi positif bagi Zahdi dan keluarga tentu anak cucu,’’ harap Mukri.

Dengan capaian ini, Zahdi menyampaikan komitmennya untuk secara konsisten menjaga integritas pribadi dan komitmennya mempercepat Transformasi Layanan Publik seperti amanah Menag RI.

‘’Ini komitmen saya mendukung tata kelola birokrasi yang kredibel, bersih, dan berwibawa,’’tegas Zahdi.

Bahkan dihadapan para jajarannya, Kakanwil juga berkomitmen akan transpran, dan terbuka bahkan siap dikritik jika salah dalam mengambil kebijakan dalam menjalankan program.

‘’Zahdi Taher  tidak anti kritik, silahkan anda kritik saya, kalau anda tidak kritik nanti kemana-mana.   Tolong sampaikan jika saya salah, sehingga kita bisa benahi dan carikan solusi bersama,’’ pinta Kakanwil.

Namun demikian, kritik yang dimaksud adalah kritik yang membangun, bukan kritik yang menjatuhkan.

‘’Karenanya, agar jangan sampai salah. Mari kita jalin kerjasama, integritas, membangun komunikasi, koordinasi dan membangun kolaborasi,’’ lanjutnya

Dalam kesempatan tersebut, Kakanwil juga siap mendukung arah kebijakan Menag RI. Langkah ini ditujukan agar umat beragama memiliki karakter moderat, unggul, maslahat (berdaya guna), rukun, dan damai.

‘’Semua itu dibangun melalui tiga pondasi utama, yaitu moderasi beragama, transformasi digital, dan good governance,’’

Begitujuga dengan agama, Kakanwil juga mengingatkan kepada jajarannya bahwa agama memang harus menjadi inspirasi, dan Kementerian Agama harus menjadi kementerian yang melayani seluruh agama.

‘’Bukan hanya Islam saja. Mind set ini harus dimilki seluruh jajaran Kemenag se-Provinsi Bengkulu,’’ pinta Kakanwil mempertegas pernyataan Menag Yaqut.

 ‘’Begitujuga dengan perbaikan tata kelola organisasi. Kami jajaran Kemenag siap, untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk perkembangan teknologi.Artinya siap memberikan pelayanan Kemenag yang baik dan maksimal, sehingga jalur layanan itu bisa dipotong agar lebih ringkas dan cepat,’’ demikian Zahdi.