Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L) Sebagai Alternatif Biopestisida

Bawang

Ditulis oleh Vivi Afrilika Alfatih, NPM: E1J018041, Mata Kuliah Bioteknologi Pertanian, Dosen:  Prof. Ir. Marulak Simarmata., M. Sc,Ph.D

PENDAHULUAN
Pestisida organik yang berasal dari tumbuhan disebut pula dengan pestisida nabati. Sejarah telah mencatat bahwa pemanfaatan pestisida organik sebenarnya sudah dipraktikkan sejak tiga abad yang lalu. Pada tahun 1690, petani di Perancis menggunakan perasan daun tembakau untuk mengendalikan hama kepik pada buah persik. Pada tahun 1800, bubuk tanaman pirethrum digunakan untuk mengendalikan kutu daun (Chan Bacab dan Pena Rodriguez 2001; Biebel et al. 2003). Penggunaan pestisida nabati selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, juga lebih murah dibandingkan dengan pestisida kimia (Zhu et al. 2001; Auger et al. 2004; Wiratno et al. 2009; Wiratno et al. 2011). 

Saat ini pola pertanian organic sudah menjadi idola dalam dunia pertanian. Penggunaan bio-pestisida adalah alternatif paling aman untuk mewujudkan pertanian organik, karena pestisida organik ini nyaris tidak menimbulkan dampak yang berbahaya (hazard effect) bagi lingkungan. Biopestisida juga akan menjadi solusi bagi pemecahan masalah residu pestisida yang semakin lama semakin merusak lingkungan bahkan kesehatan manusia.

Indonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati yang mengandung senyawa aktif insektisida,dimana salah satunya adalah umbi bawang putih (Allium sativum L). Bawang putih adalah herbal semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Memiliki batang semu berwarna hijau dan bagian bawahnya bersiung-siung bergabung menjadi umbi besar berwarna putih (Khairani, 2014). Penelitian  menunjukkan bahwa bawang putih memiliki kandungan senyawa kimia yaitu allixin, adenosin, ajoene, flavonoid, saponin, tuberholosida, scordinin. Dimana aliixin, saponin, dan flavonoid merupakan bahan kimia yang dapat difungsikan sebagai insektisida terutama dalam membasmi kutu rambut yang aman bagi kesehatan dan lingkungan (Sukma, 2016). Sedangkan menurut Trishadi, 2016, Bawang putih juga memiliki kandungan berbagai zat yang menguntungkan bagi manusia, beberapa zat yang terkandung dalam bawang putih terbukti ampuh mengobati berbagai penyakit dan menjaga kesehatan tubuh.

Keuntungan penggunaan pestisida organik yang dijelaskan oleh Organisasi Jaringan Tani Boyolali yaitu,sebagai berikut: 
1.    Zat dan senyawa yang terdapat pada pestisida berbahan alami dapat menolak kehadiran hama ulat dengan bau yang tidak disukainya
2.    Dapat merusak perkembangan telur, larva, dan pupa pada hama serangga
3.    Menghambat reproduksi serangga betina
4.    Menghancurkan hormon di dalam tubuh hama serangga, dan lain-lain.

Adapun cara kerja dari pestisida organik yang sangat spesifik, yaitu:  
1.    Merusak perkembangan telur, larva dan pupa.
2.    Menghambat pergantian kulit.
3.    Mengganggu komunikasi serangga.
4.    Menyebabkan serangga menolak makan.
5.    Menghambat reproduksi serangga betina.
6.    Mengurangi nafsu makan.
7.    Memblokir kemampuan makan serangga.
8.    Mengusir serangga.
9.    Menghambat perkembangan patogen penyakit.

STRATEGI PENGEMBANGAN PESTISIDA ORGANIK
Strategi pengembangan menurut Kardinan (2011) dan Syakir (2011),yaitu sebagai berikut: 
1.    Penyiapan bahan baku pestisida nabati sehingga tidak bergantung pada alam, tetapi harus sudah mulai dibudidayakan dan dimasyarakatkan agar petani mau menanam bahan baku pestisida, 
2.    Teknik pengolahan yang mudah dan murah agar pestisida nabati dapat disediakan sendiri oleh petani
3.    Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap pestisida nabati agar tidak bergantung pada pestisida sintetis
4.    Distribusi dan pemasaran pestisida nabati ke daerah sehingga petani mudah memperolehnya pada saat memerlukannya, 
5.    Pengembangan indikator keberlanjutan, antara lain dapat dilihat dari keuntungan petani, penurunan pasokan pestisida kimia sintetis,dan rendahnya residu pestisida kimia pada tanaman, tanah, dan air, serta penerimaan masyarakat terhadap pestisida nabati.

METODE PEMBUATAN EKSTRAK BAWANG PUTIH
1.    OPT Sasaran         : Ulat, hama pengisap, nematoda, bakteri, antraknos, embun tepung
Bahan dan Alat        : 85 gram bawang putih, 50 ml minyak sayur, 10 ml deterjen/sabun, 950 ml,air, alat penyaring dan botol.

Langkah Pembuatan    : 
Campurkan bawang putih dengan minyak sayur. Biarkan selama 24 jam. Tambahkan air dan sabun. Aduk hingga rata. Simpan dalam botol paling lama 3 hari.
Cara Penggunaan    : 
Campurkan larutan dengan air dengan perbandingan 1 : 19 atau 50 ml larutan dengan 950 ml air. Kocok sebelum digunakan. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang OPT pada pagi hari
 
2.    OPT Sasaran : Cendawan
Bahan dan Alat        : 2 siung bawang putih, deterjen/sabun, 4 cangkir air, Alat penumbuk/blender, Alat penyaring dan botol.
Langkah Pembuatan    :
Hancurkan bawang putih, rendam dalam air selama 24 jam. Tambahkan air dan sabun. Saring. Masukkan dalam botol
Cara Penggunaan    :
Tambahkan larutan dengan air dengan perbandingan 1 : 9 air. Kocok sebelum digunakan. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang ada pagi hari
3.    OPT Sasaran        : Hama kubis, belalang dan kutudaun
Bahan dan Alat        : 100 gram bawang putih, 2 sendok makan minyak sayur, 10.5 liter air, 10 ml deterjen/sabun,dan Deterje
Cara Pembuatan    :
Hancurkan bawang putih. Rendam dalam minyak sayur selama 24 jam. Tambahkan ½ liter air dan deterjen. Aduk hingga rata. Saring
Cara Penggunaan    :
Tambahkan 10 liter air kedalam larutan. Aduk hingga merata. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang OPT pada pagi hari
 
4.    OPT Sasaran        : Ulat buah tomat, Ulat penggerek umbi kentang, Wereng padi dan Nematoda    
Bahan dan Alat : 50 ml minyak bawang putih, 950 ml air dan 1 ml deterjen/sabun
Cara Pembuatan    :
Tambahkan sabun ke dalam minyak bawang putih. Aduk hingga rata. Tambahkan air. Aduk
Cara Penggunaan    :
Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari