Fashion Week Citayam, Perilaku Pemuda Semakin Runyam ?

ilustrasi katadata

Oleh: Fera Evika (Mahasiswi Bengkulu)

Bengkulutoday.com - Sungguh malang nasib negeri, sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah kiasan yang cocok untuk Kondisi pemuda yang kian hari nya sungguh sangat miris dan sangat memprihatinkan. Fashion week di citayam yang kini tengah digandrungi oleh para pemuda pemudi sebagai ujung tombak peradaban. masih terus berhembus dan viral. serta masih terus menjadi trending topik di sosial media. Di kutip dari Kompas.com layaknya model pada umumnya, para pemuda pemudi pun berlenggak-lenggok berjalan mengenakan busana khas dan nyetrik sambal menyebrangi jalan. Tak hanya itu, setelah menjadi perbincangan hangat, sejumlah tokoh pun bahkan turut ikut meramaikan fashion week tersebut. Seperti bapak Anies Baswedan, bapak Ridwan Kamil, serta sejumlah model professional dan influencer tak mau kalah ingin menjajal catwalk jalanan tersebut.

Begitu sangat disayangkan dan menyayat hati para pemuda yang notabene nya sebagai agent perubahan. Serta aset bangsa yang akan membawa umat pada kebangkitan haqiqi dan menegakkan panji-panji kebenaran di muka bumi ini. justru pada kenyataan nya malah sibuk mengejar eksistensi dunia demi memenuhi ambisi pribadi. Sungguh sangat miris sekali, karena ditengah hiruk pikuknya kehidupan hari ini. Justru para pemudanya malah enggan memikirkan perkara umat, melainkan malah terus saja menunjukkan eksistensi duniawi yang fatamorgana belaka. Padahal dalam sebuah hadist Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, Maka dia bukanlah golongan ku.

Dari hadist diatas tentu sudah sangat jelas sekali bagi kita bahwa siapa saja yang dipagi harinya Hasrat dunianya lebih besar maka dia bukan termasuk dari golongan Rasulullah Saw. Sehingga jelas bahwa golongan yang tidak termasuk golongan rasul adalah mereka yang egois dan tidak mau memikirkan dan memperhatikan kondisi sosial lingkungan yang membutuhkan uluran tangannya. Namun itulah yang terjadi kala kita hidup dibawah naungan sistem demokrasi sekuleris yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga tak heran dan hal yang wajar bila umat hari ini tidak mengenal identitasnya sebagai seorang muslim. Atau bahkan tak jarang juga kita jumpai seorang muslim yang takut kepada agamanya sendiri. Dan Ketika diajak berislam secara kaffah, kitalah yang dianggap terlalu fanatik.

Bahkan Ketika kita mengkritik tata pergaulan, cara berpakaian, dan perilaku malah dianggap melanggar ham dan tidak menghormati kebebasan. Ternyata lagi dan lagi, sistem kapitalisme yang berasaskan kebebasan terbukti gagal dalam menangani persoalan umat. Berbeda halnya dengan islam yang selalu mempunyai resep mujarrab untuk menghempaskan berbagai penyakit kronis sekalipun. islam selalu mempunyai solusi ampuh untuk mengatasi berbagai penyakit kehidupan. Karena islam akan mengadopsi aturan yang berasal dari pencipta. Sehingga dalam islam tolak ukur dalam melaksanakan suatu perbuatan adalah standar halal dan juga haram. Apa yang dihalalkan maka boleh untuk kita lakukan, sedangkan yang diharankan maka haruslah kita tinggalkan. Karena tidak ada tawar menawar dalam taat kepada perintah allah swt. Bukan malah main halal, haram, dan hantam saja seperti kehidupan saat ini.

Namun inilah yang terjadi jika negara enggan untuk menerapkan syariat islam dalam seluruh lini kehidupan. Maka yang terjadi hanyalah kerusakan yang besar dan tak kunjung ada solusi serta jalan penyelesaianya. Bahkan justru juga bisa menimbulkan masalah yang bercabang. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan islam. Karena dalam islam pemuda adalah aset yang sangat berharga dan tiada ternilai. Sehingga sejak dalam kandungan sudah diajarkan nilai-nilai ideologis dari kalamullah dan al-sunnah. Hingga sampai beranjak dewasa. Tentu itu semua tidak lepas dari peran ibu sebagai pendidik generasi cerdas. Sehingga tidak heran jika islam banyak melahirkan pemuda cerdas sejak dini, seperti imam syafi’I dan ali bin abi thalib contohnya. Selain itu islam juga banyak mencetak ilmuan-ilmuan hebat dengan berbagai penemuan yang luarbiasa atas kecerdasan mereka sebagai pemuda. Seperti ibnu finas si penemu pesawat terbang, al-khawarizmi si ilmuan penemu penemu angka nol, serta ilmuan lainnya.

Demikianlah luarbiasa nya islam dalam mencetak generasi unggul. Selain karena peran ibu yang luar biasa juga tentunya peran negara juga sangat dibutuhkan dalam mencetak pemuda pembawa perubahan. Karena negara berperan sebagai perisai bagi umat. Negeri akan memfasilitasi segala keperluan untuk tujuan Pendidikan dengan berlandaskan kurikulum islam berdasarkan akidah islam. Karena dengan akidah islamlah maka keberanian akan senantiasa menancap dalam dada dengan semangat yang membara. Sehingga wajarlah jika pada masanya Ketika islam Berjaya tidak kita temukan pemuda yang lemah dan siap berjuang. Yang kita temukan hanyalah pemuda pemberani yang siap siaga membela kebenaran dan menumpaskan kebatilan. Maka dari itulah sebagai pengemban dakwah yang ideologis, maka tugas kitalah untuk menyadarkan pemuda agar kembali kepada jalan kebenaran demi terciptanya generasi yang unggul dan mendapatkan predikat terbaik. Dengan terus menyuarakan kebenaran Bersama kelompok dakwah ideologis. Sesuai firman allah swt dalam Q.S Ali-imran ayat 110:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Maka jika kita ingin menyelamatkan pemuda, didiklah wanitanya. Karena sesuai kata ali bin abi thalib bahwa kalau kamu ingin menghancurkan generasi maka hancurkanlah kaum wanitanya. Walhasil baik dan buruknya umat itu tergantung pada pemudanya. Sedangkan baik nya kualitas suatu pemuda, ditentukan oleh kaum wanitanya. Karena Pendidikan terbaik akan melahirkan pemuda yang terbaik. Bukan pemuda yang berlenggak lenggok dan memamerkan kemodisan tubuhnya tanpa peduli auratnya bertebaran dimana-mana.