Generasi Sehat dan Cerdas Dengan ASI

ilustrasi Tribun

Oleh: Sinta Ariwijaya ASN BPS Kabupaten Bengkulu Tengah

Bengkulutoday.com - Setiap tanggal 1-7 agustus seluruh dunia akan memperingati hari ASi sedunia atau Breastfeeding Week. Pada tahun 2022 ini peringatan tersebut mengambil tema Literasi dan Dukungan para pihak dalam mendukung keberhasilan menyusui. Gagasan Pekan ASI Sedunia dimulai oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) pada 14 Februari 1991. Kampanye Pekan ASI merupakan kolaborasi dari sejumlah organisasi besar di dunia, di antaranya adalah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, dan kemudian sebagai penyelenggaara utama yakni WABA (World Alliance for Breastfeeding Action). Sejarah pekan ASI seduni berawal dari anjuran pemberian ASI secara eksklusif yaitu bayi hanya diberi ASI tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan lain sebagainya. ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi. ASI aman, bersih, ramah lingkungan, dan mengandung antibodi yang membantu melindungi dari banyak penyakit umum yang terjadi pada anak.

Anak yang diberi ASI secara optimal menunjukkan hasil tes kecerdasan yang lebih baik, cenderung tidak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, tidak rentan terhadap penyakit diabetes, dan tinggi badan sesuai dengan kurva pertumbuhan dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif. ASI mengandung kalsium yang lebih banyak dan dapat diserap oleh tubuh dengan baik dan dapat terhindar dari stunting. Mengutip data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, persentase balita usia 0-5 bulan yang diberikan ASI Eksklusif di Provinsi Bengkulu ada sebanyak 67,08 persen yang tersebar di sepuluh kabupaten/kota dengan jumlah persentase terbesar di Kabupaten Kepahiang yaitu sebanyak 91,79 persen sedangkan persentase terendah ada di Kota Bengkulu yang hanya mencapai 47,50 persen.

Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas sumber daya manusia secara umum. Penurunan gizi anak yang menyebabkan anak bergizi kurang hingga bergizi buruk dan tumbuh pendek (stunting) dapat dicegah sedini mungkin dengan pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI yang benar.

Stunting adalah anak yang mengalami gizi buruk yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama, umumnya karena asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Anak stunting didefinisikan berdasar tinggi badan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan anak. Angka anak yang bergizi buruk di Provinsi Bengkulu tahun 2021 ada sebanyak 2.380 Anak yang tersebar di sepuluh kabupaten/kota dimana dari angka tersebut penyumbang angka terbanyak ada di Kabupaten Bengkulu Utara yaitu sebanyak 728 anak yang mengalami gizi buruk sedangkan untuk angka terendah ada di Kabupaten Lebong yaitu hanya 73 anak yang mengalami gizi buruk. Dari kondisi ini timbulah suatu pertanyaan apakah pemerintah, pihak swasta, masyarakat luas dan keluarga sudah benar-benar berperan aktif untuk mendukung para ibu-ibu terutama ibu-ibu muda yang minim pengalaman penting akannya ASI Eksklusif bagi anak?

Marilah kita bersama-sama menggelorakan agar kesadaran menyusui meningkat beri dukungan untuk para ibu dan keluarganya dalam membangun kepercayaan diri tentang proses menyusui dengan cara memberikan konseling tentang mengatasi tantangan dalam menyusui dan menciptakan lingkungan yang ramah untuk seorang ibu menyusui anaknya. Terutama pada masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ini, konselor menyusui yang terampil juga harus dapat memastikan agar akses ke layanan konseling menyusui tidak terganggu pelayanannya.

Untuk pemerintah daerah, agar dapat memastikan layanan yang diperlukan ibu menyusui tersedia di lapangan. Untuk kalangan swasta, dapat menyediakan ruang laktasi bagi para pekerja dan memberikan kesempatan untuk menyusui. Untuk organisasi kemasyarakatan dan mitra pembangunan agar dapat bekerja sama dengan pemerintah melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingya menyusui bagi bayi, untuk ibu-ibu yang telah berusaha menyusui teruslah menyusui anaknya, untuk ibu-ibu yang sedang menyusui teruslah memberikan ASI kepada anak, dan untuk para suami yang istrinya sedang menyusui dukunglah istri anda untuk dapat menyempurnakan pemberian ASI hingga anak berusia dua tahun. kesadaran pemberian ASI kepada anak harus ditingkatkan demi terwujudnya generasi sehat, cerdas dan produktif yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju.