Jebolnya Sistem Perbankan BSI, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

ilustrasi

Oleh : Muhammad Riski Saputra, Dea Rahma Ardini, dan Rifdah Mahdiyah Rahmah

Bengkulutoday.com - Bank Syariah Indonesia (BSI) adalah salah satu bank syariah terkemuka di Indonesia yang menyediakan berbagai produk dan layanan keuangan berbasis syariah. Sejak berdirinya, BSI telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya dengan prinsip-prinsip keuangan Islami yang sesuai dengan syariah.

BSI berfokus pada pengembangan dan penyediaan solusi keuangan yang sesuai dengan nilai-nilai syariah, termasuk pembiayaan berbasis musyarakah, mudharabah, murabahah, dan lainnya. Dalam hal ini, BSI bertujuan untuk memberikan alternatif perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah yang menginginkan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Sebagai bank syariah, BSI memprioritaskan keadilan, transparansi, dan kepatuhan terhadap prinsip[1]prinsip etika dalam semua aspek bisnisnya.

Bank ini juga berusaha untuk memberikan layanan yang mudah diakses dan berkualitas kepada nasabahnya, dengan menggabungkan teknologi modern dalam pengembangan produk dan layanan mereka. BSI terus berinovasi dan mengembangkan diri untuk menjawab tuntutan pasar yang semakin berkembang. Bank ini menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital dan meluncurkan layanan perbankan berbasis digital guna memberikan kemudahan akses kepada nasabahnya. BSI juga berupaya meningkatkan inklusi keuangan dengan memperluas jaringan cabang dan menghadirkan layanan yang lebih luas kepada masyarakat di seluruh Indonesia.

Perbankan tergolong industri yang paling teregulasi di Indonesia dengan tingkat keketatan peraturan sangat tegas. Pengawasannya dilakukan oleh beberapa pihak dan memiliki standar keamanan, termasuk ketahanan dan keamanan siber pada aturan mengenai penyelenggaraan teknologi informasi oleh bank. Pada awal Mei 2023, Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami insiden keamanan siber yang cukup serius. Berbagai laporan media menyebutkan bahwa data akun 15 juta nasabah BSI bocor ke publik.

Menurut Merdeka.com, kelompok peretas LockBit mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut dan telah mempublikasikan 1,5 terabyte data yang mereka klaim telah dicuri dari BSI. Kelompok tersebut juga mengklaim bahwa mereka pernah berhasil membobol perusahaan milik Elon Musk, SpaceX, pada tahun 2022. Meskipun BSI belum mengonfirmasi adanya kebocoran data, namun bank tersebut mengumumkan bahwa sedang bekerja sama dengan regulator untuk memperkuat keamanan siber.

Bank Indonesia, regulator perbankan di Indonesia, menyatakan bahwa BSI telah memulihkan layanan real-time gross settlement, national clearing system, dan Bank Indonesia Fast Payment setelah mengalami gangguan layanan. CEO BSI, Hery Gunardi, juga mengumumkan bahwa layanan ATM dan cabang bank telah kembali beroperasi, dan bank tersebut sedang melakukan "Capacity Building" untuk memulihkan sistem perbankan inti dan saluran kritis. Setelah terjadinya serangan ransomware pada sistem layanan BSI, diharapkan BSI dapat memperkuat sistem keamanannya agar tidak terjadi lagi serangan serupa di masa depan.

Selain itu, diharapkan BSI dapat memperbaiki sistem layanannya agar dapat berjalan dengan lancar dan tidak mengganggu nasabah. BSI juga diharapkan dapat memberikan transparansi dan informasi yang jelas terkait serangan tersebut kepada nasabah dan masyarakat umum.

Selain itu, diharapkan pihak kepolisian dapat menangkap pelaku serangan dan memberikan sanksi yang tegas agar dapat memberikan efek jera bagi pelaku. Keamanan dan kenyamanan nasabah adalah hal paling penting yang harus diperhatikan oleh lembaga keuangan, apa lagi pada saat ini para penguna perbankan lagi maraknya beralih dari bank konvensional menuju perbankan syariah. Ini menjadi perhatian penting bagi keberlangsungan perbankan syariah di Indonesia