Manusia Tanpa Prestasi, Bagaimana Bisa?

ilustrasi google.com

Oleh: Ratna Sari (Mahasiswi Bengkulu)

Bengkulutoday.com - Predikat berprestasi saat ini merupakan sebuah gelar yang diberikan kepada mereka yang memiliki segudang prestasi baik di bidang pendidikan, pekerjaan maupun bidang lainnya. Biasanya predikat ini diberikan kepada mereka yang menjuarai dan memenangkan segudang perlombaan. Baik sebagai ranking satu, juara satu, terpilih sebagai pertukaran pelajar keluar negeri, kerja di perusahaan ternama, dan memiliki segudang penemuan serta yang lainnya. Hal ini tentu saja menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi mereka. Mendapatkan gelar berprestasi tentu juga memiliki dua amanah di dalam dirinya. Yakni amanah untuk menjaga nama baik tersebut, sekaligus tetap mempertahankan gelar agar lebih meningkatkan prestasi lagi.

Namun, terkadang banyak cara kotor yang dilakukan untuk mendapatkan gelar berprestasi tersebut. Tak jarang mereka menghalalkan berbagai macam cara. Misalnya kegiatan contek mecontek baik saat ujian maupun pada saat proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu banyak pula kasus suap hanya karena ingin membeli sebuah gelar dan jabatan. Praktik kotor ini sering kali kita jumpai di tengah masyarakat, bahkan banyak kasus berseliweran yang dapat kita temukan di media sosial. Meskipun ada pula yang mendapatkannya dengan cara yang bersih dan usaha kerja keras yang dilakukan.

Sayangnya gelar yang diberikan pada mereka yang memilih gudang pencapaian dan prestasi tersebut sering kali membuat kita minder. Menunduk dan merasa malu karena kita tidak memiliki banyak prestasi. Menyalahkan diri dengan memberi hukuman kecaman terhadap diri sendiri. Sering kali diasingkan karena tidak mengagumkan dan tidak spesial di mata masyarakat umum. Karena saat ini dunia hanya memaknai bahwa berprestasi haruslah membuat takjub manusia. Sebuah makna yang saat ini menjadi penyalahgunaan arti. Padahal sejatinya penilaian manusia tidak sebanding dengan penilaian Allah SWT.

Tapi perlu diketahui, julukan berprestasi bukan hanya diberikan kepada mereka yang miliki segudang prestasi di bidang akademik maupun pekerjaan saja. Gelar ini tentu saja dapat melekat di dalam diri setiap insan. Karena prestasi merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa yang dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhana Wa Ta'ala, bukan justru sebaliknya. Maka tolak ukur yang kita lakukan adalah Ridho dari Allah, bukan manusia.

Jadi prestasi bukan hanya mendapatkan juara kelas, bukan hanya terpilih sebagai ranking satu, bukan hanya itu. Namun bagi kamu saat ini yang sedang berjuang hidup sendiri setelah orang tua tiada itu merupakan sebuah prestasi.

Seorang ibu yang bekerja keras demi membiayai hidup dan sekolah anaknya itu merupakan sebuah prestasi. Seorang anak yang memilih mengabdikan hidupnya untuk merawat orang tua tercintanya itu merupakan sebuah prestasi.

Seorang pasien yang terkapar di rumah sakit dan berjuang untuk sembuh agar dapat hidup bersama keluarganya itu merupakan sebuah prestasi. Para penjual renta yang rela berjualan di pasar dengan berdesak-desakan dan berpanas-panas itu merupakan sebuah prestasi.

Seorang kakek tua berumur 70 tahun yang berjuang untuk Menghafal Al-Qur'an itu adalah prestasi. Seorang yang terus berjuang mendakwahkan Islam meskipun banyak cacian dan makian yang ia terima dan dapatkan itu merupakan sebuah prestasi Seorang yang beruaha meninggalkan riba setelah terjerat pinjaman riba itu merupakan sebuah prestasi.

Ya meskipun prestasi di atas jarang sekali tersorot, terapresiasi, tidak terkenal dan tidak ada decak kagum manusia. Namun, itu semua prestasi di mata Allah Subhana Wa Ta'ala. Maka, rayakanlah prestasi tersebut dengan syukur meskipun di luar sana tak ada yang mengapresiasi dan memberikan tepuk tangan dengan meriah. Meskipun di luar sana tidak memandang takjub sebuah pencapaian mu.

Tapi itu, semua adalah prestasi yang luar biasa yang tentu saja harus kamu apresiasi sendiri karena telah menjadi insan yang kuat. Menjadi insan yang berjuang melangkah dan bertahan. Tetap semangat dan terus berjuang. Jangan pernah meremehkan usaha kecil yang kamu lakukan. Termasuk usaha untuk mendakwahkan Islam di tengah masyarakat agar dapat diterima dan diaplikasikan. Maka mari memaknai kembali sebuah prestasi, dan mari semangat mengukir prestasi luar biasa!! Sebagaimana generasi Islam terdahulu. Bukan hanya prestasi dunia, namun mengukir dalam catatan sejarah berupa prestasi-prestasi akhirat. Termasuk mempelajari Islam dan mendakwahkannya.

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyeruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. ……..” (TQS Ali-Imran ayat 110). Wallahu’alam bissawab.