Pasokan Listrik Surplus 50 MW, Kemanakah 2x100 MW PLTU Bengkulu Akan Digunakan?

Ruang Kontrol Unit I PLTU Batu Bara Bengkulu

Bengkulutoday.com - PLN Area Bengkulu, saat ini mengalami surplus atau kelebihan daya listrik sebanyak 50 megawatt (MW) dari kebutuhan sebesar 170 MW. Dari kelebihan tersebut, Pemerintah Provinsi Bengkulu berencana mendayagunakan pasokan listrik untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kampung Melayu.

Dengan dibangunnya PLTU Batu Bara Bengkulu sebesar 2x100 MW maka daya listrik di Bengkulu akan bertambah menjadi 420 MW. Lalu, kemanakah kelebihan energi listrik tersebut akan disalurkan?

Menilik dari rencana dibangunnya PLTU Batu Bara Bengkulu melalui Program Nasional, tentu hal ini bukan hanya mengacu pada konsep lokalitas saja. 

Dikatakan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ihyan Endu saat meresmikan Unit I PLTU Batu Bara Bengkulu, Jumat (15/11/19) kemarin, secara umum Pembangkit Listrik ini jelas disajikan pada lingkup Sumatera.

"Kita harus bersyukur terhadap berdirinya PLTU ini. Secara khusus energi listrik di Provinsi Bengkulu tidak akan lagi kekurangan, dan secara umum tentu akan menambah jaringan daya listrik di Pulau Sumatera," katanya. 

Melihat pernyataan Komunitas Kanopi, sudah sangat jelas jika pemerintah tidak memperuntukan pembangkit ini kepada masyarakat Bengkulu.

"Memang benar jika daya listrik di Bengkulu sudah berlebihan. Jadi untuk apa dibangun lagi PLTU ini kalau bukan keuntungannya untuk pihak tertentu," kata Ali Akbar Ketua Komunitas  Kanopi, Oktober 2019 lalu.

Komisaris Utama PT Tenaga Listrik Bengkulu Petrus Halim mengatakan konstruksi pembangkit listrik memakan bahan baku batubara yang dipasok dari usaha pertambangan yang berada di Bengkulu. Volume batubara yang dibutuhkan sebanyak 900.000 ton hingga 1 juta ton setahun.

batubara

 2.700 Ton Batu Bara Bakal Dibakar Setiap Hari

Menurut Perwakilan #gerakanmenolakpunah Suyitno yang juga penggiat seni lingkungan mengatakan aksi ini untuk menyerukan semua orang bahwa bumi sudah menuju kepunahan akibat perubahan iklim.

Cuaca ekstrem akibat pemanasan global yang salah satunya dipicu PLTU batu bara dan kebakaran hutan yang saat ini sedang terjadi, serta kekeringan adalah beberapa contoh dari dampak perubahan iklim.

“Ditambah lagi jika PLTU batu bara Teluk Sepang beroperasi. Karena itu kami tegaskan, sudah saatnya berhenti kecanduan batu bara,” katanya.

Koordinator Fossil Free Bengkulu, Cimbyo Layas Ketaren mengingatkan komitmen pemerintah Indonesia dalam Perjanjian Paris yang disepakati pada 2015.

Menurutnya, komitmen Indonesia menurunkan emisi karbon bertolak belakang dengan pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara di Kelurahan Teluk Sepang.

Sebanyak 2.700 ton batu bara akan dibakar setiap hari di PLTU tersebut yang memancarkan 700 ton abu beracun ke udara yang dihirup warga Kota Bengkulu setiap hari.

ss

Jaringan Listrik Interkoneksi Sumatera Akan dibangun

Mengatasi permasalahan jaringan listrik di Provinsi Bengkulu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) persero akan membangun jaringan interkoneksi Sumatera Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). 

wacana tersebut dijelaskan Manajer Unit Pelaksana Proyek Jaringan (UPPJ) PLN Lampung – Bengkulu, Johar Wijaya 23 Oktober 2019 lalu, yang mana pertemuan dengan Gubernur dimaksud meminta restu dan dukungan akan dimulainya pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). 

“Kami melaporkan kepada Gubernur sebagai pimpinan tertinggi, pembangunan jaringan akan dilakukan PT PLN. Sebelumnya Gubernur juga sudah mendapatkan penjelasan langsung oleh direksi saat berkunjung ke kantor pusat PT PLN beberapa waktu lalu,” ujarnya.

Ia menambahkan, pembangunan SUTT akan dilakukan pada dua arah, yaitu kearah selatan Manna – Bintuhan dan kearah utara Bengkulu Tengah – Argamakmur – Mukomuko, kedua arah ini akan mendapatkan pasokan jaringan transmisi 150 kilo volt (Kv). 

“Pembangunan ini direncanakan rampung seluruhnya pada 2021, dan dengan penambahan ini dapat mengatasi masalah kelistrikan di Provinsi Bengkulu. Disamping itu, Pembangunan ini diharapkan dapat mengurangi beban penggunaan listrik berbahan solar dan juga dapat mengurangi biaya subsidi pemerintah,” jelasnya

Sementara, Manager PLN UP3 Bengkulu Haris Andika menjelaskan penambahan Gardu Induk (GI) pada beberapa titik dapat memperpendek sistem jaringan, sehingga ketika terjadi masalah (mati lampu) proses pemulihan normal kembali dapat dilakukan lebih cepat. 

“Sekarang telah memasuki tahap pembangunan, dimulai dari survey lokasi, pergantian lahan masyarakat, hingga pembangunan Sutet. Semoga dapat berjalan lancar, dengan dukungan semua pihak (pemda, aparat, dan masyarakat),” jelas Haris yang baru sebulan menjabat Manager PLN Bengkulu 

Pada kesempatan ini, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah meminta proses pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dilakukan secara terkoordinir, agar prosesnya lancar tanpa kendala berarti. Menurutnya, permasalahan listrik menjadi salah satu yang diharapkan masyarakat untuk teratasi. 

“Coba nanti petakan setiap titik yang menjadi lokasi pembangunan, dan Dinas ESDM surati pemerintah daerahnya masing-masing agar melakukan koordinasi sampai ketingkat Desa, sehingga nanti masyarakat paham pembangunan jaringan ini penting untuk dilakukan,” tegas Rohidin. (Bisri)