Produksi Kalamansi Tak Mati Kala Pandemi

Kebun produksi sirup kalamansi

Bengkulutoday.com - Produksi minuman jeruk Kalamansi Kesturi buatan Warga Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu terus berjalan meski kondisi pandemi COVID-19. 

Bahkan Haryoto, produsen minuman khas ini mengalami kenaikan omset berkali lipat dari kondisi normal.

Melihat peluang usaha yang dilakukan warga Padang Serai Kota Bengkulu ini layak dijadikan percontohan. Lebih lagi produksi olahan kaya vitamin C ini cocok di minum dalam kondisi pandemi.

Haryoto mengatakan sejauh ini banyak permintaan produk jeruk kalamansi dari Bengkulu untuk diekspor ke Singapura, Korea Selatan, Jepang, Hongkong, Arab Saudi maupun Australia.

Namun lantaran keterbatasan bahan dasar, dirinya hanya fokus melayani permintaan dari dalam negeri. 

"Paling jauh pemesanan itu ada dari Aceh, dan Jakarta. Tapi di kondisi seperti ini, ya hanya lingkup kota dan daerah saja yang memesan," kata Haryoto.

Melihat produksi yang digerakkan Haryoto bersama sang istri, turut disayangkan lantaran pemasarannya masih cenderung kurang. 

Namun meski demikian, produksinya menjadi salah satu suplayer andalan toko dan pusat perbelanjaan oleh-oleh khas Bengkulu.

Haryoto menceritakan awal mulanya Ia memproduksi sirup kalamansi. Dari coba-coba sampai pada akhirnya Ia mengikuti pelatihan pengolahan produk pertanian dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) hingga memutuskan memproduksi olahan minuman ini dan memasarkannya.

Meski produksinya setiap hari hanya 75 kilogram atau setara 10-15 botol ukuran sedang, Ia mengaku selalu ada permintaan produk dari toko oleh-oleh maupun dikonsumsi oleh pembeli lokal. 

Produksi sebanyak itu ungkapnya, merupakan hasil dari sepertiga hektare lahan belakang rumah yang dimanfaatkannya untuk berkebun jeruk kalamansi. 

Selain olahan jeruk, Haryoto juga menyebut memiliki olahan minuman lain berasal dari kulit manggis dengan brand produk Queenku.

Menurutnya, pandemi bukanlah halangan untuk terus memproduksi olahan UMKM miliknya.