IPM Bengkulu Terus Naik, Walau di Masa Pandemi Covid-19

Infografis

Oleh: Fitri Aryati S.ST M.Si, ASN di Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Bengkulutoday.com - Awal Tahun Baru 2021 Provinsi Bengkulu mendapat kabar baik. Berita Resmi Statistik 4 Januari 2021 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu menyebutkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bengkulu tahun 2020 mencapai 71,40. Meningkat 0,19 poin dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar 71,21. Apa artinya? Kualitas hidup Masyarakat Bengkulu semakin baik. Kegiatan pembangunan yang dilakukan di Provinsi Bengkulu selama tahun 2020, yang notabene adalah masa pandemi, tetap berfokus pada pembangunan kualitas manusia. Manusia yang dimaksud disini tentunya merupakan masyarakat atau penduduk Bengkulu.

Dalam setiap proses pembangunan, manusia berperan sebagai subyek dan juga sekaligus obyek pembangunan. Yaitu berperan sebagai perencana, pelaksana, pengawas serta tujuan dari pembangunan itu sendiri. Dengan meningkatkan pembangunan manusia berarti sudah meningkatkan pembangunan di segala bidang.

IPM yang diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan metode penghitungannya direvisi pada tahun 2010, merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM menjelaskan bagaimana masyarakat/penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Di Indonesia, IPM merupakan data strategis sebagai ukuran kinerja pemerintah dan digunakan juga sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).

Dari sepuluh Provinsi di Sumatera, Bengkulu menduduki peringkat ke 7. Nilainya berada di atas Provinsi Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung. Sedangkan di urutan provinsi se-indonesia, Bengkulu masuk posisi 18. Nilai IPM Bengkulu sendiri sebenarnya masih dibawah angka nasional yang mencapai 71,94. Namun angka pertumbuhan Bengkulu 0,27 persen masih jauh lebih baik dibandingkan angka nasional 0,03 persen pada tahun 2020. 

Perkembangan IPM Provinsi Bengkulu dalam satu dekade ini, terus mengalami kemajuan. IPM Provinsi Bengkulu meningkat dari 65,35 pada tahun 2010 menjadi 71,21 pada tahun 2019. Selama periode tersebut, IPM Provinsi Bengkulu rata-rata tumbuh sebesar 0,96 persen per tahun dan meningkat dari level “sedang” menjadi “tinggi” sejak tahun 2018. Selama masa pandemi COVID-19 terjadi sedikit perubahan dalam pencapaian IPM Bengkulu. IPM tahun 2020 melambat dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Dengan capaian ini, rata-rata pertumbuhan IPM tahun 2010-2020 menjadi sebesar 0,89 persen per tahun. Capaian IPM tahun 2020 ini dipengaruhi oleh kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat yang mengalami peningkatan, sedangkan dari sisi pengeluaran per kapita yang disesuaikan mengalami penurunan. 

Kualitas hidup manusia bisa dikenali dengan umur yang panjang, hidup yang sehat, berpendidikan dan berpenghasilan sehingga bisa berada dalam standar hidup yang layak. Maka IPM di gambarkan dengan tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). 

Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Umur Harapan Hidup saat lahir yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk bertahan hidup. Pada tahun 2010, Umur Harapan Hidup saat lahir di Provinsi Bengkulu adalah 67,82 tahun. Sementara pada tahun 2020 mencapai 69,35 tahun. 

Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas yang telah atau sedang menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur 7 tahun di masa mendatang. Selama periode 2010 hingga 2020, Harapan Lama Sekolah Indonesia telah meningkat 2,02 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,99 tahun.

Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita yang disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (purchasing power parity). Pada tahun 2020, pengeluaran per kapita yang disesuaikan masyarakat Provinsi Bengkulu mencapai 10,38 juta rupiah per tahun, turun sebesar 0,28 persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 10,41 juta rupiah per tahun. 

Setiap indikator akan menggambarkan konsep, begitu juga IPM. Akan tetapi untuk menyelesaikan masalah pembangunan manusia tidaklah dengan hanya menambah jumlah sekolah atau rumah sakit agar nilai indeks menjadi naik tanpa melihat kebutuhan vital daerah tersebut. Itu namanya mengobati gejala, bukan mengobati penyakit. Kebijakan yang akan dibuat bukanlah untuk merubah angka indikator saja, tetapi seharusnya untuk menanggulangi penyebab. Maka hilangkanlah penyebab bukan atasi indikator, karena indikator umumnya bukan penyebab, tetapi merupakan petunjuk.

Jika melihat angka tahun 2020, terjadi perlambatan pada Dimensi Standar Hidup yang Layak. Penurunan angka pengeluaran per kapita yang disesuaikan merupakan kejadian kali pertama sejak IPM dihitung dengan metode baru. Dimensi Pendidikan sudah berada dalam jalur yang benar, kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada dimensi Kesehatan, Umur Harapan Hidup masyarakat Provinsi Bengkulu tahun 2020 mengalami perlambatan. Pada tahun 2020, Umur Harapan Hidup tumbuh 0,20 persen, melambat dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 0,54 persen. Dari ketiga dimensi dapat diambil langkah prioritas, Tahun 2021 pemulihan pada Dimensi Standar Hidup yang Layak dahulu, kemudian dilanjutkan dengan Dimensi Kesehatan dan Pendidikan.

Pembangunan infrastruktur jalan dan pasar di daerah kabupaten atau daerah penghasil pertanian, sebagai sumber utama penghasilan penduduk Bengkulu perlu ditambah dan dapat didahulukan untuk meningkatkan pengeluaran per kapita penduduk dengan cara meningkatkan penghasilan penduduk. Jika penghasilan penduduk membaik, secara tidak langsung juga membuat kemampuan mereka mendapatkan pelayanan Kesehatan dan Pendidikan meningkat.

Dari sisi perbandingan antar kabupaten/kota, tidak terjadi perubahan yang signifikan dalam kategori capaian dan peringkat di masing-masing wilayah. Urutan IPM terendah masih ditempati oleh Kabupaten Seluma (66,89), sedangkan urutan teratas masih ditempati oleh Kota Bengkulu (80,36) yang sekaligus menjadikan Kota Bengkulu sebagai satu-satunya wilayah di Provinsi Bengkulu dengan status capaian pembangunan manusia yang “sangat tinggi” (IPM ≥ 80). Pada tahun 2020, jumlah kabupaten di Provinsi Bengkulu dengan status capaian pembangunan manusia yang “tinggi” (70 ≤ IPM < 80) sebanyak 2 kabupaten dan dengan status “sedang” (capaian 60 ≤ IPM < 70) adalah sebanyak 7 kabupaten.
 

Fitri Aryati
Fitri Aryati