Kamar Rumah Sakit Penuh Pasien COVID, Pemda Terapkan PPKM Mikro

Ruang isolasi

Bengkulutoday.com -  Melonjaknya angka kasus COVID-19 di Provinsi Bengkulu ikut berdampak pada ketersediaan ruang rawat inap atau BOR pasien Covid-19 di rumah sakit, khususnya rumah sakit rujukan COVID-19 di Bengkulu seperti Rumah Sakit Umum Daerah M.Yunus (RSMY) Bengkulu.

Tak hanya ruang rawat inap pasien COVID-19, Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah M. Yunus (RSMY) Bengkulu, pada Senin (28/6) sakit pun penuh karena pihak rumah sakit, sejak pagi menerima pasien yang memiliki gejala demam dan hasil rapid antigen reaktif. Sehingga perlu dilakukan penanganan di UGD sebelum hasil swab atau PCR keluar.

Hal tersebut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni yang juga Plt Direktur RSMY Bengkulu.

“Penuhnya ruang UGD itu karena banyak pasien dengan gejala batuk, pilek demam, dan tenggorokan sakit. Sehingga mereka ini masuk ke UGD dan dari pemeriksaan rapid tes hasilnya positif. Sambil menunggu usap keluar, mereka ditempatkan dulu di situ (UGD),” kata Herwan.

Hingga saat ini, pihak RSMY telah menerima sebanyak 17 pasien dengan gejala serupa. Bagi hasil swab keluar sakit ini akan segera dipindahkan ke ruang perawatan COVID-19 yang ada. Sementara untuk ruang isolasi saat ini juga dalam kondisi penuh. Sambil menunggu ruang perawatan disiapkan, jika ada tambahan pasien COVID-19 terlebih dahulu dipindahkan ke ruangan transit yang ada di RSMY.

“Untuk BOR di RSMY sudah 85 persen. Dari kapasitas 35 tempat tidur yang sudah terisi sebanyak 30 tempat tidur. Saat ini sedang mempersiapkan ruang perawatan jika nanti ada tambahan,” tutup Herwan Antoni.

Dari rilis harian Dinkes Provinsi per tanggal 28 Juni 2021 terdapat 10 penambahan konfirmasi dan 52 kasus sembuh. Dengan total kasus covid-19 saat ini mencapai 9.756 kasus, 8.481 kasus sembuh, 206 kasus meninggal dunia, dan 1.069 kasus konfirmasi aktif atau dalam perawatan.

Gubernur Minta terapkan PPKM Mikro

Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, sewaktu-waktu menerima kabar tersebut langsung melakukan penanganan penanganan pasien COVID-19.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengambil langkah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di daerah zona merah.

Ia meminta seluruh bupati/walikota kembali perketat penerapan PPKM hingga tingkat desa yang berstatus zona merah atau daerah dengan risiko penularan COVID-19 tinggi.

“Kepada seluruh kepala daerah bupati/walikota untuk menerapkan PPKM skala mikro di setiap desa, kecamatan yang telah ditetapkan sebagai zona merah lebih ketat,” harap gubernur.

Namun demikian, Rohidin mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang tidak panik.

“Minta kepada masyarakat untuk tidak panik, hadapi situasi saat ini dengan tenang. Dipastikan semua perawatan dapat tertangani dengan didukung fasilitas serta ruang perawatan yang memadai,” kata Rohidin.

ketersediaan peralatan pendukung, sambung Rohidin, seperti alat pelindung diri (APD), ventilator, oksigen, dan sebagainya dipastikan tercukupi atau bahkan dapat dilakukan sesuai kebutuhan.

“Baik tenaga medis maupun non medis, kelengkapan pendukungnya perlu terus dipenuhi agar pelayanan pasien dapat maksimal. Untuk itu, kita pastikan semua tersedia, baik ventilator, oksigen hingga APDnya,” jelas Gubernur.

Langkah-langkah antisipatif lain yang diambil oleh pemerintah Bengkulu.

Di memperkuat deteksi dengan cara meningkatkan kontak erat (1 kasus konfirmasi minimal dilacak 15 kontak erat) dan memperbanyak pemeriksaan pada kelompok-kelompok berbahaya.

Selanjutnya, cakupan vaksinasi COVID-19 pada kelompok sasaran.

Kemudian, Pemantauan fasilitas kesehatan rujukan untuk ketersediaan tempat tidur ruangan isolasi COVID-19.