Karantina Dorong Petani Bawang Bengkulu Optimis Capai Aktivitas Ekspor

Panen perdana

Bengkulutoday.com - Pandemi Covid-19 yang belum berakhir memberi dampak di semua sektor, termasuk sektor produksi pertanian baik pangan, hortikultura maupun perkebunan di Provinsi Bengkulu. Ini memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas pertanian nasional maupun peningkatan kualitas taraf hidup petaninya sendiri.

Ketersediaan dan harga komoditas pertanian di tengah pandemi sangatlah tidak menentu. Dalam hal ini Pemerintah melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia terus berupaya agar stok pangan nasional tetap tersedia di pasaran, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri serta menjamin harga yang terjangkau di semua lapisan masyarakat. 

Berbagai permasalahan sering dihadapi petani Indonesia. Secara global dapat dikatakan bahwa masalah utama petani adalah bagaimana cara mereka mendapatkan hasil panen yang maksimal dengan modal dan biaya yang minimal. Mahalnya harga bibit dan benih berkualitas menjadi salah satu pertimbangan petani dalam menjalankan praktek usaha taninya, termasuk usaha tani bawang merah di Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Kondisi ini mendorong campur tangan pemerintah dan berbagai pihak termasuk produsen benih agar petani bawang merah tertarik menggunakan sumber bibit yang berasal dari benih biji sebagai solusi terbaik.

Bertempat di lahan bawang merah milik Sumaryo, Desa Sido Urip, Kabupaten Bengkulu Utara diselenggarakan Panen Perdana Bawang Merah biji varietas Lokananta. Acara dihadiri oleh Kepala Karantina Pertanian Bengkulu, Mochamad Ischaq, , Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu (BPTP), Yudi Sastro, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Bengkulu Utara, Kuasa Barus, Kepala PT EWS Indonesia Cabang Bengkulu, Mahmudin, petugas lapangan serta para petani perwakilan dari Kelompok Tani.

Usaha budidaya bawang merah dengan biji yang dilakukan oleh Kelompok Tani Panca Usaha I Desa Sido Urip Kabupaten Bengkulu Utara ini merupakan kali pertama. Selama praktek budidaya, dilakukan pembinaan dari supplier benih dan pendampingan bersama petugas lapangan dari dinas dan instansi terkait.

“Dalam segi biaya produksi, penanaman bawang merah dengan biji ini sangat membantu petani karena harga benih biji bawang merah Rp 1.6 Juta per kemasan 500 gram dan dalam 1 hektar kurang lebih butuh 3 kg biji bawang merah, sehingga hanya membutuhkan sekitar Rp 9,6 Juta. Ini jauh sangat hemat bila dibanding dengan menggunakan umbi karena dalam luasaan yang sama membutuhkan umbi sekitar 1,6 ton. Jika harga umbi Rp 30.000/kg maka butuh lebih dari Rp 40 juta untuk pembelian bibit saja,” ucap Mahmudin, Kepala PT EWS Cabang Bengkulu

Pada kesempatan yang sama, Kepala Karantina Bengkulu berharap pembudidayaan bawang merah melalui biji oleh kelompok tani Panca Usaha I ini bisa menulari kelompok tani yang lain. Dengan potensi geografis yang dimiliki Bengkulu Utara yang rata-rata merupakan daerah berbukit dengan ketinggian hingga 541 mdpl sangat cocok untuk pengembangan budidaya bawang merah.

“Semoga langkah ini menjadi titik awal pengembangan produksi bawang merah di Bengkulu Utara khususnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan bawang merah dalam kabupaten dan Provinsi Bengkulu. Harapannya ke depan, bawang merah juga bisa diekspor dari Bengkulu,“ semangat Ischaq.