Kasus Stunting di Desa Tumbu’an Tertinggi se-Lubuk Sandi, Pemdes Siapkan Langkah Serius!

Hadi Kisworo (berdiri) saat memberikan pidato di sebuah acara beberapa waktu lalu. (Foto: Istimewa)

Seluma, Bengkulutoday.com – Desa Tumbu’an, Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten Seluma, menjadi desa dengan kasus stunting tertinggi pada tahun 2025. Berdasarkan data yang dihimpun, tercatat ada 15 anak penderita stunting dari total 50 kasus di wilayah kecamatan tersebut.

Kepala Desa Tumbu’an, Hadi Kisworo, mengakui tingginya angka stunting di wilayahnya.

“Kami tidak menutup-nutupi, memang tahun ini Desa Tumbu’an menjadi penyumbang angka stunting tertinggi. Dari 50 kasus di Lubuk Sandi, 15 di antaranya berasal dari desa kami,” ujar Hadi saat ditemui Bengkulutoday.com, Selasa (30/9/2025).

Menurutnya, pemerintah desa sebenarnya telah melaksanakan berbagai program pencegahan, mulai dari Posyandu balita, remaja, hingga lansia, serta pemberian makanan tambahan bergizi. Namun, hasilnya belum maksimal.

“Walaupun sudah dijalankan, faktanya angka stunting tetap meningkat,” jelasnya.

Hadi menuturkan, mayoritas penderita stunting di desanya berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Namun, ada juga kasus yang terjadi pada keluarga dengan ekonomi menengah ke atas.

“Kadang kalau kita lihat sekilas, anak itu terlihat sehat. Tapi setelah diukur tinggi dan berat badannya, tidak sesuai standar, lalu dikategorikan stunting,” imbuhnya.

Ia berharap pihak Puskesmas yang berada di Desa Tumbu’an dapat memberikan pendampingan lebih intensif, terutama dalam hal rekomendasi pemberian makanan tambahan dan suplemen yang sesuai kebutuhan penderita.

“Kami ingin ada bimbingan dan rekomendasi agar bantuan gizi yang diberikan tepat sasaran, sehingga efektif menekan angka stunting,” kata Hadi.

Sebagai bentuk keseriusan, Pemdes Tumbu’an berencana memasukkan program pelatihan kader kesehatan dalam APBDes Perubahan tahun ini. Pelatihan tersebut akan difokuskan untuk kader desa yang secara langsung menangani kasus stunting, termasuk melibatkan orang tua penderita.

“Insya Allah, di ujung tahun ini kami anggarkan pelatihan kader sebagai wujud kepedulian desa terhadap penanganan stunting,” jelasnya.

Berdasarkan data yang disampaikan Hadi, angka stunting di Desa Tumbu’an terus mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2023 tercatat ada 6 kasus, naik menjadi 10 kasus pada 2024, dan melonjak lagi menjadi 15 kasus pada 2025.

Dengan adanya intervensi melalui pelatihan kader dan dukungan pihak kesehatan, Pemdes Tumbu’an berharap angka stunting bisa ditekan.

“Walaupun belum bisa dihapus sepenuhnya, paling tidak bisa menurun dan tidak bertambah lagi ke depan,” kata Hadi. (Franky)