Bengkulutoday.com - Burri (35), adalah penjual tisu di Lampu Merah yang berada di Simpang Polda Bengkulu. Burri berasal dari Tais, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Pria ini sudah berjualan tisu di lampu merah tersebut selama kurang lebih dua tahun.
"Saya berjualan tisu disini sudah dari 2019, sampai sekarang," ucap Burri penjual tisu di lampu merah, Sabtu (15/1/2022).
Walaupun terlihat dari fisiknya yang sudah tak normal lagi seperti orang pada umumnya, Ia tetap berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari tidak dengan cara meminta belas kasihan orang lain. Melainkan Ia lebih memilih berusaha untuk menjual tisu di lampur merah.
Setiap hari Dia selalu berjualan tisu disana dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB, tisu yang dijualnya ia dapatkan dengan cara membeli dari agen tisu, dengan modal Rp.160.000. Lalu ia jual kembali dengan harga yang tidak jauh beda dari harga aslinya.
"Saya membeli tisu dari agen yang besar itu Rp.13.000 lalu saya jual kembali Rp.15.000, dan yang ukurannya sedang saya beli Rp.8.000 terus dijual kembali Rp.10.000, " ujarnya.
Ia menjual tisunya kepada orang-orang yang berhenti di lampu merah, dengan cara berjalan dipinggir jalan dari pangkal hingga ujung sambil menawarkan tisunya, bahkan tak jarang ia tidak mendapatkan pembeli ketika lampu merah. Namun ia selalu yakin untuk berusaha ketika lampu merah berikutnya.
Keuntungan yang Ia dapatkan dari berjualan tisu setiap hari juga tidak seberapa. Tapi katanya, yang penting cukuplah untuk makan setiap harinya.
"Sehari biasanya saya bisa untung Rp.30.000 sampai Rp.50.000, ini Allhamdulillah udah cukup untuk makan setiap hari," tutur Bur.
Harapan kedepanya jika ia ada Rezeki, ia ingin membangun rumah miliknya sendiri, karena masih mengontrak, dan membuat usaha warung dirumah saja. Sehingga tidak perlu lagi berjualan tisu. (Hengki)