Kemenag Kerjasama dengan Bank Dunia untuk Tingkatkan Program Digitalisasi Madrasah

Pertemuan secara virtual Menag Yaqut dengan Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia membahas program kerjasama digitalisasi madrasah

Bengkulutoday.com - Kementerian Agama siap meningkatkan kerjasama dengan Bank Dunia (World Bank) terkait program kerja sama digitalisasi madrasah. Hal ini disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat bertemu dengan Kepala Perwakilan Bank Dunia (World Bank) untuk Indonesia Satu Kahkonen dan jajarannya secara virtual. 

Menurut Menag, pembelajaran di madrasah dan pesantren memerlukan afimarsi dan dukungan kebijakan dalam melahirkan siswa yang moderat dan toleran seiring dengan cita-cita dan semangat bangsa Indonesia. “Kami akan berupaya agresif menindaklanjuti program kerja sama dengan Bank Dunia," ujar Menag Yaqut, Jumat (05/02/2021). 

Turut mendampingi Menag, Dirjen Pendidikan Islam Ali Ramdhani, Direktur KSKK Madrasah A Umar dan Sesmen Thobib Al Asyar. Pertemuan secara virtual Menag dengan Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia tersebut membahas program kerjasama yang tengah berjalan dan akan berjalan di tahun 2021.

Kepada Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Satu Kahkonen dan jajarannya Menag menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kerja sama yang sudah berjalan dalam meningkatkan standardisasi mutu dan kualitas madrasah lewat proyek platform digitalisasi.

Seperti diketahui, pada Oktober 2020 Kemenag dan Bank Dunia merilis Program Madrasah Reform Realizing Education’s Promise dan Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR).

REP-MEQR merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tata kelola penyelengaraan pendidikan dasar dan menengah di Kementerian Agama (Kemenag). Proyek ini akan dilaksanakan dalam waktu lima tahun, dimulai dengan pelaksanaan proyek pada tahun 2020 dan berakhir pada tahun 2024. Pelaksanaan proyek didanai oleh Bank Dunia sebesar Rp. 3.75 Triliun (USD 250 juta).

"Kerja sama sektor pendidikan madrasah dengan Bank Dunia ini menambah semangat baru kami untuk menjadikan madrasah bisa bersaing secara global dengan pendidikan lainnya," sambung Menag.

Disampaikan Menag, ranah pendidikan madrasah di Indonesia unik serta mendapat partisipasi dan animo yang tinggi dari masyarakat. Salah satu alasannya karena pendidikan madrasah mengusung Islam yang ramah dan inklusif. 

"Kurikulum pendidikan madrasah itu mengusung Islam yang ramah, inklusif dan menghargai perbedaan. Kami juga sudah melakukan upaya digitalisasi madrasah agar bisa beradaptasi dengan dunia yang semakin digital," ujar Menag.

"Program digitalisasi madrasah sangat penting. Kalau ini tidak dilakukan maka madrasah bisa menjadi layaknya dinosaurus, besar namun punah. Jadi kami terus mendorong madrasah untuk bertransformasi secara digital selain meningkatkan sarana dan infrastruktur lainnya," lanjut Menag.

Dalam pertemuan tersebut, Menag Yaqut juga mengungkapkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag saat ini tengah menyiapkan rencana berdirinya Cyber Islamic University. Ia berharap Kemenag dan Bank Dunia juga dapat berkerja sama dan bersinergi terkait program tersebut. 

"Saya kira program yang sudah disiapkan Bank Dunia sejalan dengan program Kementerian Agama khususnya program digitalisasi," kata Menag. 

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Satu Kahkonen mengaku senang dengan penjelasan Menag Gus Yaqut yang akan agresif menindaklanjuti program kerja sama digitalisasi madrasah dengan Bank Dunia.

"Kami senang dengan upaya agresif dari Bapak Menteri Agama terkait program digitalisasi madrasah bersama Bank Dunia. Pasalnya hingga saat ini penyerapan proyek kerja sama ini baru berjalan 6 persen. Artinya ada 94 persen lagi yang belum terserap," ujar Satu Kahkonen.

"Kami berharap diskusi ini dapat berlanjut dengan aksi nyata dari Kementerian Agama dan Bank Dunia dalam percepatan dan akselerasi program digitalisasi madrasah. Kami akan segera rapat teknis dengan jajaran serta menyusun jadwal pertemuan dengan tim anda untuk mempercepat program digitalisasi Kemenag, " tandasnya.

 

 

Sumber : Kemenag.go.id