Kepatuhan Masyarakat Bengkulu Terhadap Prokes Baik

Masyarakat kampanye disiplin prokes

Bengkulutoday.com – Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik, kepatuhan masyarakat di Provinsi Bengkulu terhadap protokol kesehatan (Prokes) secara umum sudah cukup baik. Namun, beberapa perilaku responden dalam melaksanakan prokes masih perlu mendapatkan perhatian. Tingkat kepatuhan masyarakat memakai 2 masker dari 994 orang hanya sebesar 32,3 persen, dan menjaga jarak minimal 2 meter sebesar 50,5 persen.  

Sebagian besar masyarakat di Provinsi Bengkulu menilai kepatuhan dirinya dalam menjalankan protokol kesehatan sudah cukup baik. Namun, responden menilai bahwa tingkat kepatuhan masyarakat sekitarnya dalam menerapkan prokes masih rendah, khususnya dalam hal memakai 1 masker sebanyak 78,6 persen, mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer sebanyak 61,0 persen, menjaga jarak minimal 2 meter sebesar 50,5 persen, dan menghindari kerumunan 66,2 persen. 

Sebagian besar masyarakat di Provinsi Bengkulu mengurangi frekuensi perjalanan ke luar rumah selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masa darurat. Masyarakat juga menilai berbagai kegiatan di kantor, sekolah, tempat ibadah, fasilitas umum, pasar/warung/supermarket/mal dan sejenisnya, serta kegiatan seni budaya, sosial, keagamaan selama PPKM Darurat turun dibandingkan sebelumnya. 

Pada periode PPKM Juli, hanya melayani pemesanan take away/dibungkus 8,6 persen, boleh buka pada jam tertentu 19,5 persen, bebas buka/normal sebesar 59 persen dantidak mengetahui sebanyak 12,5 persen. 
Mayoritas penduduk Provinsi Bengkulu merasa jenuh/sangat jenuh selama PPKM diberlakukan sebanyak 35,5 persen. Selama masa PPKM masyarakat hanya mengisi kegiatan selama pembatasan dengan melakukan hobi, memperbanyak ibadah dan berkomunikasi dengan keluarga/teman secara online. 

Kesadaran masyarakat di Provinsi Bengkulu dalam mengikuti program vaksinasi juga sudah cukup baik yakni sebesar 70,5 persen dari 543 orang. Namun, masih terdapat sebagian orang yang khawatir dengan efek samping dan tidak percaya efektivitas vaksin. Ada sebanyak 25,7 persen dari orang yang menyatakan diri belum divaksin.

Masyarakat Bengkulu juga turut menilai pemenuhan kebutuhan pokok, obat-obatan, vitamin, masker, hand sanitizer, dan pelayanan kesehatan jika ada yang sakit relatif mudah, tetapi untuk pemenuhan alat kesehatan yang menunjang seperti oksimeter, tabung oksigen, nebulizer relatif masih sulit sebanyak 33,4 persen dari 535 orang.