Kunjungi Bengkulu, Kabasarnas RI Janji Tambah Kapal Cepat 36 Knot

Kabasarnas RI Henri Alfiandi

BENGKULU - Provinsi Bengkulu termasuk merupakan ancaman bencana alam yang mayoritas terjadi dampak di perairan. Karena daerah khususnya Kota Bengkulu berada di pinggir perairan lautan luas. Atas hal ini, Basarnas Bengkulu akan memperkuat personel dan peralatan yang ada.  

Kepala Basarnas pusat Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi didampingi Kepala Kantor SAR Bengkulu M. Arafah S.H,. M.Si Kamis (11/8) mengatakan, pihaknya berharap dapat menambah personel selain itu peralatan tambahan dalam mengevakuasi adanya bencana dan pertolongan kejadian.

 "Kita ingin melihat persiapan personel dan peralatan dalam menghadapi atau menerima laporan kejadian maupun bencana. Kita utamakan Bengkulu karena menjadi ancaman  bencana mengingat situasi geografis ini unik, lengkap semua. Artinya potensi kecelakaan laut ada seperti tsunami, potensi gempa bumi ada, maupun pergunungan juga ada. Permasalahan nya kurangnya personel, termasuk peralatan pelan pelan akan kita tambah terutama untuk penanganan gempa dan tsunami," ujar Henri saat kunjungan kerja ke Bengkulu. 

Jendral TNI angkatan udara bintang tiga ini, menegaskan agar jajaran personel Basarnas Bengkulu dapat (kontinjensi) mengidentifikasi dan menyusun sebaik mungkin rencana dalam menghadapi bencana yang akan datang. Oleh karena itu perlu terus berkerjasama dengan Pemerintah Daerah serta Instansi TNI dan Polri. Lanjut Henri, personel Basarnas Bengkulu saat ini hanya berjumlah 75 personel. "Melihat jumlah personel ini tentunya masih kurang. Namun kita tidak perlu takut, oleh karena itu kita perlu adanya kerjasama dengan pemerintah maupun instansi TNI dan Polri yang ada," tambahnya. 

Henri menerangkan, saat ini Basarnas RI telah mengadakan pembelian sebanyak 74 kapal yang nantinya tersebar di setiap daerah. Namun pemberian disetiap daerah dilihat kebutuhan statistik permintaan pertolongan. Kapal cepat ini diketahui berkecepatan 36 knot mampu menembus ombak pada level 5 atau 5 meter.

 "Mulai dari Nias, Bengkulu dan Padang ini ancaman bencana terbesar adalah gempa maupun tsunami. Karena daerah ini menghadap samudera hindia, kita akan tambahkan kapal yang berkemampuan menembus ketinggan ombak lima meter. Namun tentu sesuai dengan statistik kejadian pertolongan disetiap daerah, mungkin untuk Bengkulu ya diberikan dua kapal. Mudah mudahan awal tahun depan kapal tersebut sudah ada," tutupnya. (**)