Kurangnya Kepedulian Pemda Dalam Meratakan Pembangunan Pariwisata Bengkulu

Benteng Marlborough peninggalan penjajahan Inggris di Bengkulu

Oleh: Rafi Abdurrahman

Bengkulutoday.com - Bengkulu adalah salah satu provinsi di pulau Sumatera yang beribukota di Kota Bengkulu terletak di barat daya Sumatera dan berbatasan dengan Sumatera Barat, Lampung, Jambi dan Sumatera Selatan. Bengkulu merupakan daerah yang cukup hadir di mata nusantara. Daerah yang unik seperti provinsi lain di Indonesia ini memiliki banyak tradisi budaya seperti Tabut, batik basurek, tari andun, alat musik dol, serta kuliner khas provinsi tersebut yaitu ikan pais, lempuk durian (dodol durian), pendap, dan kue bay tat.

Sebagai salah satu provinsi di pesisir barat Sumatera, Bengkulu menghadap Samudera Pasifik dan memiliki bentang alam pesisir yang sangat indah, yaitu Pantai Panjang dan Pantai Kaur. Dengan kekayaan alam dan keragaman budaya serta tradisi yang dimiliki provinsi ini, tidak serta merta membuat wisatawan menyadarinya. Hal ini disebabkan kurangnya promosi pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Mengingat promosi pariwisata merupakan salah satu kunci untuk dapat memperkenalkan potensi pariwisata Provinsi Bengkulu kepada semua pihak. Inilah sebabnya mengapa investor enggan untuk mendirikan operasi pariwisata di provinsi ini.

Menurut Handika (2014), peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara di Kota Bengkulu memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan pariwisata. Hal ini terlihat dari data Dinas Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif Kota Bengkulu tentang wisman dan kunjungan wisman tahun 2007-2014 Hal ini merupakan peningkatan rata-rata kunjungan wisatawan sebesar 19,71% per tahun, yang akan memberikan peluang yang baik untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bengkulu.

Pariwisata merupakan salah satu sumber yang dapat meningkatkan pendapatan daerah dengan cepat, namun kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di wilayah Bengkulu dinilai kurang optimal karena adanya disparitas pembangunan pariwisata. Terlihat bahwa permasalahan utama yang dihadapi pengembangan kawasan wisata: kesadaran dan dukungan masyarakat dan wisatawan belum tinggi, serta Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Pemerintah Kota Bengkulu belum mengintegrasikan perencanaan dan penguasaan. dan pengembangan kawasan wisata serta kurangnya daya tarik wisata/fasilitas rekreasi di kawasan tersebut untuk menarik wisatawan ke Bengkulu.

Selain itu, data Rangkuman Penilaian Tempat Wisata Provinsi Bengkulu tahun 2017 menunjukkan masyarakat juga cenderung tertarik untuk mengunjungi tempat wisata yang mudah dijangkau. Dari 33 daya tarik wisata tersebut, 12 daya tarik wisata termasuk dalam klasifikasi potensial/layak dikembangkan, dan 21 daya tarik wisata termasuk dalam klasifikasi "cukup potensial/layak dikembangkan". Ke-12 objek wisata yang termasuk dalam kategori potensial/layak dikembangkan adalah Benteng Marlborough, Kota Bengkulu (84,27%), Rumah Bung Karno, Kota Bengkulu (81,36%), Pantai Panjang Kota Bengkulu (78,64%), Wisata Air Panas Suban, Rejang Lebong (77,48%), Pulau Enggano, Bengkulu Utara (73,20%), Danau Mas Harun Bestari, Rejang Lebong (73,79%), Arung Jeram Sungai Ketahun, Lebong (70,29%), Pantai Laguna Kaur (68,74%), Pulau Tikus, Kota Bengkulu (68,16%), Bukit Kaba, Rejang Lebong (67,96%), Pantai Sungai Suci, Bengkulu Tengah (67,57%), dan Kawasan Kabawetan, Kepahiang (66,99%). 12 daya tarik wisata ini memiliki indeks kelayakan >66,6%.

Provinsi Bengkulu memiliki potensi wisata yang potensial antara lain atraksi wisata alam, wisata buatan, peta wisata budaya/sejarah yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Namun secara keseluruhan, potensi DTW (Daya Tarik Wisata) ini masih belum diimbangi dengan kondisi aksesibilitas dan fasilitas/fasilitas yang memadai. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata tidak dapat didukung secara optimal. Pengelolaan hampir seluruh daya tarik wisata di 10 kabupaten/kota provinsi Bengkulu umumnya lemah, baik dalam pengelolaan maupun dalam perencanaan pengembangan destinasi pariwisata.

Pemerintah dinilai tidak serius mengembangkan pariwisata di Bengkulu. Hal ini dapat dilihat dari seringnya acara seminar melalui promosi kesadaran pariwisata. Masih belum banyak yang dilakukan tentang materi yang disampaikan oleh Sapta Pesona. Sehingga wisatawan ke Bengkulu merasa tidak nyaman dan seolah enggan untuk kembali ke Bengkulu, Masih banyak tempat wisata yang belum dikelola dengan baik. Infrastruktur tempat wisata yang belum merata membuat pengelola enggan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, malah memilih mengembangkan usaha sendiri. Masyarakat sekitar merasakan ketimpangan ini dalam pembangunan infrastruktur pariwisata. Yang pasti, kontribusi mereka terhadap perekonomian daerah akan berkurang, karena ini merupakan “protes” terhadap kurangnya keseriusan pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur di kawasan wisata.

Mengutip laman Visit Indonesia, langkah yang bisa dilakukan pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur pariwisata adalah pertama dengan membuat komitmen anggaran. Dalam pembangunan tentunya diperlukan anggaran yang besar, sehingga pemerintah daerah perlu menyiapkan dana atau anggaran sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Kedua, menyelesaikan masalah pembebasan lahan. Masalah tanah menjadi momok pembangunan infrastruktur di Indonesia. Banyak proyek infrastruktur yang tidak dapat beroperasi karena sebagian lahan (atau bahkan sebagian kecil) tidak dapat diperoleh. Ketiga, mengidentifikasi sejumlah langkah strategis yang harus dilakukan pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pariwisata, seperti pembangunan infrastruktur terpadu berbasis kawasan dengan pembangunan KPPN. Melalui konsep KPPN, pemerintah daerah pada dasarnya telah memetakan lokasi untuk menjadi kawasan wisata. Peta tersebut menunjukkan jumlah infrastruktur pendukung masing-masing KPPN. Pembangunan infrastruktur harus menjadi prioritas pemerintah daerah.

Untuk menyongsong booming pariwisata ini, Provinsi Bengkulu mencanangkan program Visit the Wonderful Bengkulu 2020. Seperti kita ketahui bersama, Provinsi Bengkulu memiliki banyak potensi sumber daya wisata, wisata alam, wisata budaya dan wisata sejarah untuk dikembangkan guna menarik wisatawan. Oleh karena itu, keinginan untuk terus mengembangkan dan memperkaya inovasi pariwisata untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara harus selalu didorong.

Oleh karena itu, pariwisata memang menjadi sumber pendapatan daerah dan berperan penting dalam meningkatkan perekonomian daerah. Pariwisata berkaitan erat dengan kehidupan manusia, sehingga pariwisata memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan lainnya. Oleh karena itu, pemerintah daerah diharapkan dapat membangun atau mengembangkan pariwisata Bengkulu secara merata dengan membangun prasarana dan sarana atau objek yang dapat menarik wisatawan. Pemerintah juga dapat mengembangkan program-program seperti paket wisata, studi banding objek wisata, dan lain-lain, untuk mendukung potensi wisata daerah. Pariwisata merupakan tanggung jawab bersama, dan semua sektor masyarakat harus lebih memperhatikan dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan pariwisata, khususnya generasi muda, Kami berharap dapat merangkum potensi wisata daerah dengan cara yang lebih unik dan kreatif. Sudah menjadi hak dan kewajiban pemerintah daerah dan masyarakat untuk menjadi wadah yang dapat menampung, merawat dan mengembangkan pariwisata daerah untuk Indonesia yang lebih baik.