Merawat Seni Tradisional di Tengah Pandemi

Penampilan tari tradisional di Taman Budaya Bengkulu

Bengkulutoday.com - Lima daerah Kabupaten Bengkulu Utara, Seluma, Rejang Lebong, Mukomuko, Kepahiang, dan Bengkulu Selatan berinisiasi merawat seni tradisi tari, musik dan teater di tengah pandemi COVID-19 melalui pertunjukan semi festival.

Seperti dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Eri Yulian Hidayat, semakin berkurangnya pertunjukkan tradisional, seperti teater atau seni tari maupun yang lainnya, diyakini merupakan dampak modernisasi, ketidakpedulian generasi muda, dan juga kurangnya dukungan dari berbagai pihak.

"Perlahan-lahan, aset yang sangat hebat ini semakin luntur dan langka. Bahkan, banyak juga yang benar-benar sudah hancur atau punah di daerah lain sehingga tak bisa diselamatkan lagi," kata Yulian, Minggu (04/10/2020). 

Terlebih, kondisi ini diperparah oleh pandemi COVID-19 yang membuat para pegiat seni membatasi ruang gerak dalam merawat tradisi daerah dan mengembangkan kebudayaan yang ada. 

"Bahkan acara adat juga dibatasi dalam beberapa bulan terakhir yang membuat budaya kesenian dikhawatirkan turut luntur," katanya.

Bahkan katanya, banyak pertunjukan tradisional yang tak lagi diminati oleh masyarakat sehingga kehadirannya mulai menghilang dari peredaran. 

"Ini jadi tantangan bagi para pelaku seni, kreator maupun mereka yang konsen pada kesenian untuk melakukan inovasi agar lebih terkoneksi dan relasi terhadap situasi sekarang,"kata Yulian.

Di sisi lain, kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Bengkulu, Nirwan S, paling utama dari seni tradisi adalah eksotismenya. 

Hal yang unik itu yang dicari di era kapitalisi seperti sekarang ini yang mengutamakan rating atau pemasukan dan keuntungan itu yang harus dimanfaatkan. 

Lebih lanjut, selain itu pemerintah juga harus berperan aktif, terutama dalam hal bimbingan dan sosialisasi serta melindungi sejumlah kesenian tradisional. 

Dengan melindungi para pelaku seni dari tekanan kaum moderen yang menganggap seni tradisional terkesan kaku dan kolot. 

"Untuk itu, kedepan kita minta kepada para pelaku seni tradisional lebih masif pada bidang pertunjukan maupun gelaran upacara adat agar terus tetap eksis," kata Nirwan.

Pada pertunjukan pelestarian seni tari tradisional tersebut menampilkan Tari Gandai dari Mukomuko, Tari Nafa dan Andun dari Bengkulu Selatan, Tari Sarak Kundang dari Kepahiang, Tari Andun Berju dari Seluma, Tari Tutum dari Bengkulu Utara, dan Tari Piring dari Seluma yang dibalut dengan konsep moderen mengajak masyarakat memulai lagi menumbuhkan kesukaan pada kesenian daerah.