Optimisme Ekspor Bengkulu di Tengah Pandemi

Moh Fatichuddin ASN BPS Provinsi Bengkulu

Oleh: Moh Fatichuddin ASN BPS Provinsi Bengkulu

Bengkulutoday.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu terus meningkatkan peluang ekspor komoditas unggulan ke negara-negara tujuan ekspor. Jika sebelumnya hanya melalui Pelabuhan Pulau Baai, kini Pemprov sedang menjajaki ekspor melalui bandar udara Fatmawati Soekarno Bengkulu.

Disampaikan Area Manager Regional Sumatera PT. Garuda Indonesia, Ngakan Septigraha, bahwa Garuda Indonesia mendukung Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk melakukan ekspor langsung produk-produk unggulannya dari Bengkulu ke negara tujuan ekspor, melalui armada Garuda Indonesia. https://bengkuluprov.go.id/tingkatkan-ekspor-produk-unggulan-daerah-pemprov-bengkulu-dapat-dukungan-garuda-indonesia/?s=08 Dukungan Garuda tersebut perlu diapresiasi dan diharapkan dapat meningkatkan energi positif bagi kegiatan ekspor Provinsi Bengkulu. Namun demikian Garuda sebagai badan usaha ekonomi juga mengharuskan rekan bisnis memenuhi berbagai standar dalam pelaksanaan lapanga. 

Ekspor Bengkulu

Ekspor Bengkulu di Bulan Juli 2021 mecapai angka US$ 16,1 juta, mengalami penurunan 35,16 persen dibandingkan angka ekspor bulan Juni 2021. Namun demikian angka Juli 2021 ini 79,63 persen lebih tinggi jika dibandingkan kondisi Juli 2020. Fenomena ini sangat mungkin karena dampak dari pandemi Covid-19. 

Sudah banyak aturan kebijakan terkait penanganan Covid-19 terbit “berkelanjutan”. Mulai dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (covid-19) yang terbit tanggal 6 Januari 2021, hingga Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, level 3 dan level 2 Covid-19 di Jawa dan Bali. Aturan-aturan tersebut menuliskan penetapan posisi level Covid-19 dari suatu wilayah dan bagaimana aturan main untuk menyikapi posisi level tersebut. Banyaknya aturan yang diterbitkan memberi informasi bagaimana dinamisnya kondisi PPKM yang terjadi di wilayah.

Kondisi Covid-19 pada suatu waktu tertentu sangat mungkin berpengaruh pula pada kinerja ekspor. Kondisi Juli 2021 lebih mendukung dalam proses terlaksananya ekspor dibanding saat Juli 2020. Ditunjukkan dengan keberadaan aturan yang berlaku saat itu. Di Juli 2020 berlaku kedaruratan yang lebih tinggi, salah satunya dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat Covid-19. Sarana transportasi meski secara aturan masih diperbolehkan untuk keperluan terbatas, tapi situasi Covid-19 saat itu sedang booming secara global. Negara tujuan ekspor pun memiliki kendala yang sama dengan kita.

Secara makro posisi ekspor dalam perekonomian Bengkulu relatif perlu mendapat perhatian. Selama lima tahun terakhir 2016-2020 ekspor luar negeri Bengkulu mengalami penurunan. Share tertinggi untuk ekspor Bengkulu terjadi pada tahun 2017 mencapai 7,13 persen dan hanya 3,50 persen pada tahun 2020. Sedangkan dari net ekspor antar daerah Provinsi Bengkulu mengalami defisit yang cukup “dalam”, berada di angka lebih dari 30 persen selama kurun 2016-2020. Meski di saat pandemic 2020 angka net ekspor lebih baik dibanding tahun 2019. Pemicu kondisi tersebut bisa karena rendahnya daya beli masyarakat saat 2020 dibanding tahun 2019, atau karena faktor aksesibilitas dari proses distribusinya barang dan jasa.

Tingkat kedalaman angka net ekspor dari Bengkulu, mungkin bisa sebagai early warning bagi pemerintah daerah dan masyarakat, bagaimana ketergantungan Bumi Raflesia terhadap wilayah-wilayah sekitarnya. Posisi ini sangat wajar dan mungkin biasa bagi wilayah dengan sumber daya yang minim. Karena keterbatasan sumber dayanya maka pemenuhan kebutuhannya dengan mendatangkan dari wilayah lain (impor). Namun jika wilayah tersebut memiliki sumber daya yang “potensial”, maka perlu kiranya perhatian lebih dari semua pihak.

Membaca kondisi tersebut dapat dikatakan Covid-19 yang melanda dunia saat ini tidak berpengaruh terhadap trend atau pola ekspor dan impor Bengkulu. Dalam jangka pendek mungkin hal tersebut tidak “terasa” dampak negatifnya, namun untuk jangka panjang saat kondisi daya beli terus menurun maka akan menjadi boomerang. Alangkah eloknya jika pemerintah dan masyarakat mempertimbangkan kondisi tersebut.

Optimis

Provinsi Bengkulu telah Sang Pencipta anugerahkan alam yang kaya material, kaya hayati yang sangat potensial untuk diberdayakan dan sangat mungkin untuk ekspor ke wilayah lain. Kekayaan alam terbentang di tengah-tengah pesisir pantai yang memanjang dan bukit barisan yang menjulang. Kekayaan alam yang tampak dimuka bumi dan kekayaan yang tependam dalam perut bumi. Sebuah gambaran fenomena yang tidak boleh menjadi alasan untuk pesimisnya ekpor. 

Selain itu ada berbagai hal yang mungkin meningkatkan optimisme ekspor Bengkulu, pertama adalah kepercayaan dari pihak luar. Garuda sebagai badan usaha tentunya sudah mempertimbangkan pada saat memutuskan memberi dukungan kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu. Dengan adaanya kepercayaan dari Garuda terhadap Bengkulu dalam ekspor, diharapkan menjadi energi tersendiri bagi pelaku usaha di Provinsi Bengkulu. Kepercayaan ini hendaknya menjadi peluang bagi Provinsi Bengkulu untuk meningkatkan kinerja ekspor.

Kedua adalah peluang di tengah pandemic, kondisi pandemic covid-19 saat ini menjadi momok bagi manusia di permukaan bumi. Namun demikian jika disikapi dengan positif, akan sangat mungkin menjadi sebuah peluang. Kebiasaan baru dari manusia di tengah pandemic cenderung lebih lama di rumah, menjaga jarak serta kebiasaan lain yang bertema melindungi diri dari pandemic covid-19. Tingkat “stress” karena harus menghadapi hal baru ataupun “paranoid” terhadap terjangkitnya penyakit sangat mungkin akan meningkat. 

Pada kondisi tersebut sangat dimungkinkan manusia akan membutuhkan bahan dari produk pertanian baik berupa pangan maupun berupa “rasa”. Berupa pangan untuk memenuhi energi, sedang rasa untuk mencukupi “nurani”. Untuk kebutuhan rasa ini provinsi Bengkulu mungkin mampu menjadi produsennya. Dengan karakteristik alamnya, Bengkulu cocok untuk budidaya kopi yang selama ini dikenal sebagai produk pertanian yang diminati karena “rasa” nya.

Ketiga adalah komoditi ekspor yang dimiliki, selain komoditi kopi sebagai komoditi yang mungkin laku ekspor maka komoditi lainnya adalah kelapa sawit dan karet sebagai produk perkebunan, ikan dan kekayaan laut lainnya, serta batu bara cukup menggiurkan. Kinerja produksi dari komoditi-komoditi tersebut perlu menjadi perhatian pemerintah, dalam hal ini terutama pemerintah provinsi. Perhatian diperlukan dari pemerintah agar keberlanjutan produksi dari komoditi tersebut dapat terjaga.

Produk perkebunan yang berkelanjutan sangat penting untuk kelangsungan ekosistem dan generasi akan datang. Perkebunan yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan serta keseimbangan alam sehingga tidak membahayakan kehidupan manusia. Peningkatan kinerja laut yang tetap mempertimbangkan keberlanjutan kualitas laut, sehingga dapat dinikmati “anak cucu”.

Keempat adalah regulasi pemerintah, kebijakan pemerintah dalam peningkatan ekspor tidak semata hanya untuk peningkatan pendapatan daerah tetapi juga berdampak positif bagi kesejahteraan hidup masyarakatnya. Kebijakan yang dapat membuat masyarakat nyaman dalam kegiatan memproduksi komoditas ekspor. Masyarakat tidak khawatir dengan kecukupan modal, kecukupan bahan baku, kecukupan infrastruktur dan aksesibilitas serta kecukupan akan adanya pasar yang menyerap komoditi tersebut.

Akhirnya jadikan dukungan badan usaha Garuda penggugah optimisme untuk peningkatan ekspor Provinsi Bengkulu. Optimisme kemampuan memanfaatkan peluang yang timbul akibat pandemic Covid-19 serta optimisme dalam ikhtiar peningkatan kesejahteraan masyarakat.  Yang tak kalah pentingnya adalah sinergitas antar pelaku ekspor baik dari pemerintah mauapun swasta dan masyarakat. Dengan sinergitas maka dukungan Garuda terhadap ekspor Provinsi Bengkulu akan bermakna nyata bagi masyarakat Bengkulu…Wallahualam