Pemkab Bengkulu Selatan Kembali Lakukan Pengukuran dan Intervensi Stunting

Kegiatan pengukuran dan intervensi serentak sebagai gerakan bersama yang melibatkan semua kementerian lembaga, pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota, hingga pemerintah desa untuk mencegah lahirnya anak stunting baru. “Sasaran pengukuran dan intervensi serentak ini adalah semua calon pengantin, ibu hamil, dan balita yang diharapkan datang ke Posyandu untuk dilakukan pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, validasi, dan intervensi. Untuk itu, kesiapan sarana dan prasarana seperti antropometri yang terstandar, kader yang kompeten, dan tenaga kesehatannya juga harus dipersiapkan dengan baik,” kata Kepala DPPKB-P3A BS, Ferry Kusnadi, SE. Disampaikan Ferry, pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting dilakukan sebagai upaya kejar target mempercepat penurunan stunting di bawah 14 persen di tahun 2025. “Seluruh kader Posyandu, kader tim pendamping keluarga dan seluruh jajaran perangkat desa kecamatan sampai tingkat kabupaten bergerak bersama melakukan kegiatan pengukuran dan penimbangan se

Bengkulutoday.com – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB-P3A) Kabupaten Bengkulu Selatan akan melaksanakan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting.

Kegiatan pengukuran dan intervensi ini tujuannya untuk mengetahui perkembangan kasus stunting di Bengkulu Selatan terbaru. Kemudian data itu nantinya akan dijadikan dasar pemberian intervensi program. Dengan begitu intervensi menjadi tepat sasaran.

Kegiatan pengukuran dan intervensi serentak sebagai gerakan bersama yang melibatkan semua kementerian lembaga, pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota, hingga pemerintah desa untuk mencegah lahirnya anak stunting baru.

“Sasaran pengukuran dan intervensi serentak ini adalah semua calon pengantin, ibu hamil, dan balita yang diharapkan datang ke Posyandu untuk dilakukan pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, validasi, dan intervensi. Untuk itu, kesiapan sarana dan prasarana seperti antropometri yang terstandar, kader yang kompeten, dan tenaga kesehatannya juga harus dipersiapkan dengan baik,” kata Kepala DPPKB-P3A BS, Ferry Kusnadi, SE.

Disampaikan Ferry, pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting dilakukan sebagai upaya kejar target mempercepat penurunan stunting di bawah 14 persen di tahun 2025.

“Seluruh kader Posyandu, kader tim pendamping keluarga dan seluruh jajaran perangkat desa kecamatan sampai tingkat kabupaten bergerak bersama melakukan kegiatan pengukuran dan penimbangan sekaligus mengawasi dan memantau semua berjalan dengan benar,” pungkasnya.

Dikatakan Ferry, kunci dalam penanganan stunting adalah kesadaran ibu dalam memantau pemenuhan gizi serta pertumbuhan dan perkembangan anaknya. (Adv)