Pengaruh Kecepatan Arus Penyebaran Informasi di Era Digital terhadap Fakta Berita

Ilustrasi

Bengkulutoday.com - Di era New media seperti sekarang ini arus informasi yang tersebar menjadi lebih cepat, karena penyebaran informasi saat ini banyak menggunakan media online atau media sosial, terlebih dikarenakan media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari hari,segala kejadian dapat dengan mudah diambil dan di rekam lalu disebarkan.Karna kemudahan aksesnya menjadikan arus informasi menjadi berkali lipat lebih cepat tersebar dibanding era sebelumnya. Media sosial yang sebelumnya hanya sebagai media komunikasi dan hiburan seiring waktu seakan beralih fungsi menjadi media informasi.


Selain itu fasilitas fitur yang di milikinya pada contoh instagram, whatsapp, tik tok, hingga youtube yang mana masing-masing platform tersebut pasti mempunyai fitur video singkat yang memudahkan dalam pengambilan moment suatu informasi tertentu dan juga fitur share yang memudahkan untuk membagikan ke jejaring sosial media lain atau bahkan ke khalayak.

Kecepatan ini yang sering kali menjadi kekeliruan di masyarakat untuk membedakan informasi hoax dan fakta yang menjadikan banyaknya informasi hoax tersebar karena ketidak tahuan masyarakat membedakan berita yang jelas sumbernya serta yang tidak .Hasil survei Katadata Insight Center (KIC) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan bahwa masih terdapat masyarakat yang menyebarkan informasi bohong atau hoaks. Sebanyak 11,9% responden mengakui telah menyebarkan berita hoaks pada 2021.

Memang sah saja sebagai pengguna media sosial kita merasa butuh akan informasi lebih mengenai suatu hal atau bahkan merasa perlu turut andil untuk mencari tau dan menginformasikan kembali kepada pihak-pihak yang dirasa butuh informasi tersebut, namun hal terpenting bagi kita sebelum melakukan hal tersebut adalah memperhatikan literasi bermedia kita agar bijak dalam menerima informasi, mencari kebenaran dan sumbernya terlebih dahulu sebelum menyebarkannya lagi.

Karna tak bisa dipungkiri bahkan kini banyak media pers yang sudah terverifikasi oleh dewan pers saja dalam memuat berita tetap mengutip bahan informasi dari apa yang sudah lebih dahulu tersebar di media sosial. Sehingga pada saat menemukan fenomena seperti itu muncul pertanyaan, lalu apa bedanya media sosial dengan media pers jika hal yang diangkat sama atau bahkan media pers terlihat hanya mengambil dan mengutip informasi yang masyarakat ketahui terlebih dahulu.

Jawabannya adalah verifikasi, memang benar bahwa kecepatan media saat ini memungkinkan semua orang mendapat dan menyebarkan informasi secara cepat dan semua orang bisa jadi sumber dan penyebar informasi tapi tidak sebagai media informasi, keunggulan saat ini bagi media pers adalah karna media pers memiliki verifikasi faktualitas dan jelas penanggung jawab redaksinya hal tersebut juga diungkap Budhi Kurniwan selaku jurnalis yang tergabung dalam serikat jurnalis keberagaman pada kesempatannya menjadi pemateri di stadium general program studi S1 Jurnalistik Universitas Bengkulu.

Bahwa menurutnya pers mempunyai andil untuk mengkroscek ulang apa saja yang menjadi sumber informasi untuk berita nya dan jika sumber informasi tersebut berasal dari media sosial tidak serta merta yang dikutip akan langsung di naikan menjadi berita tanpa di telusuri terlebih dahulu kebenarannya, dan berita yang sudah di tulis pun akan melalui proses editing redaksi dan lain hal nya.

Pemahaman ini sangat perlu di terapkan mulai dari diri sendiri agar tidak menjadi kekeliruan lagi membedakan mana media sosial dan media pers hal ini guna meminimalsir masuknya doktrin hoax yang biasanya di lakukan oknum-oknum tertentu guna menggiring opini pada informasi-informasi tertentu.

Oleh : Siti Maymunah (D1C020043)