PENGOLAHAN LIMBAH NASI BASI MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR MIKROORGANISME LOKAL (MOL)  BAGI TANAMAN

Limbah nasi basi

Disusun oleh : Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Nama       : Devia Cahaya Rizki, NPM : E1J018102, MK : Bioteknologi Pertanian AGT-A, DOSEN  : Prof. Ir. Marulak Simarmata., M.Sc, Ph.D 
 
I.  PENDAHULUAN
Tanaman membutuhkan nutrisi untuk menunjang pertumbuhannya. Pertumbuhan tanaman akan optimum jika tanaman memperoleh unsur hara yang   cukup. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah menambahkan bahan-bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi dalam tanah. Bahan organik memiliki kemampuan mengikat butiran-butiran primer tanah menjadi butiran-butiran sekunder yang memberikan pengaruh baik terhadap tanaman. Pengaruh baik ini berupa kemampuan tanah menahan air, menyediakan unsur hara yang lebih baik bagi tanaman, serta memperbanyak jumlah dan jenis  mikroba-mikroba yang ada dalam tanah . Bahan organik memiliki peran penting sebagai sumber energi dan pakan untuk mendukung berbagai kehidupan serta perkembangbiakan mikroba dalam tanah. ( Manure, 2014)

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman adalah  mengganti bahan-bahan kimia yang akan merusak lingkungan  dengan menggunakan mikroorganisme lokal (MOL). MOL  adalah pembuatan pupuk organik baik cair maupun padat dengan menggunakan mikroorganisme sebagai staternya. Adapaun bahan utama pembuatan MOL terdiri dari karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat diperoleh  dari hasil perkebunan, pertanian, maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme  diperoleh dari limbah-limbah organik seperti gandum, singkong, air cucian beras, dan lain-lain. Glukosa berasal dari air kelapa, cairan gula merah, maupun gula pasir. Serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong, maupun nasi basi . (Hadinata, 2006). Salah satu MOL yang sering dibuat  adalah MOL dari nasi basi.

Masyarakat  masih banyak yang belum memanfaatkan sampah organik menjadi kompos. Masyarakat hanya membuang sampah organik dari sisa rumah tangga di tempat sampah saja tanpa memisahkan antara sampah organik dengan sampah anorganik. Banyak sampah yang menumpuk di pinggir jalan apabila tidak diangkut oleh petugas yang mengangkut sampah. Di masyarakat pada umumnya, nasi basi biasanya akan digunakan untuk pakan unggas. Yang menarik perhatian adalah nasi basi sering terbuang percuma di tempat sampah tanpa ada pengolahan lanjutan dan menimbulkan bau yang tidak sedap pada lingkungan dan pemandangan yang tidak menyenangkan.  Penelitan ini  memanfaatkan  nasi basi yang berasal dari rumah tangga dan warung-warung penjual makanan terdekat untuk diolah menjadi MOL (Micro Organisme Local) sebagai pupuk organik cair untuk  tanaman sebagai pengganti pupuk kimia dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman.

Beberapa keuntungan yang didapat dalam menggunakan pupuk organik cair sebagai nutrisi tanaman yaitu mendukung budidaya tamanan yang ramah lingkungan, dapat mengatasi permasalahan pencemaran limbah rumah tangga dan limbah pertanian yang biasanya menggunakan pupuk kimia, pembuatan serta  aplikasinya mudah dilakukan, memperkaya keberagaman biota tanah dan dapat memperbaiki kualitas tanah dan tanaman.

II.  METODE PENELITIAN
Percobaan dilakukan untuk memperoleh pupuk organik cair dengan memanfaatkan nasi basi sebagai bahan baku yang ramah lingkungan dan mudah dibuat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1   Menyiapkan alat dan bahan
Alat yang perlu dipersiapkan dalam percobaan ini adalah ember atau baskom untuk mencampurkan bahan-bahan, botol bekas air minum atau toples sebagai wadah penyimpanan dan sendok sebagai mengaduk bahan. Sedangkan bahan yang diperlukan adalah nasi basi sebagai bahan baku pembuatan pupuk, air (usahakan air sumur karena belum tercemar bahan kimia) dan gula. Takaran bahan yang digunakan yaitu nasi basi kira-kira 4 genggam tangan orang dewasa,  ¾- 1 gayung air, dan  ½ kg gula.
2.      Langkah Pembuatan
Lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memperbanyak kandungan mikroorganisme yang ada didalam nasi
Langkah yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu menaruh nasi basi di dalam wadah, bisa menggunakan ember  atau baskom. Setelah itu, menutup nasi yang ada di dalam wadah dengan kertas atau daun kering , jangan terlalu rapat menutupnya agar tetap  ada  sirkulasi udara di dalam wadah. Kemudian, menyimpan di tempat yang lembab kurang lebih 3-5 hari hingga  tumbuh jamur  berwarna kekuningan dan bila belum tumbuh jamur, biarkan lagi hingga 2 hari.
b. Membuat cairan gula
Langkah yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah merebus  sekitar ¾ gayung air, kemudian mencampurkan  gula aren atau pasir k edalam  air yang direbus hingga mencair sambil terus diaduk-aduk . Setelah itu, mendinginkan cairan gula yang sudah dibuat.
c. Mencampurkan bahan
Langkah yang perlu dilakukan yaitu memasukkan nasi basi yang sudah  ditumbuh jamur ke dalam ember atau baskom kemudian menambahkan cairan gula yang sudah dibuat tadi ke dalam ember yang berisi nasi basi. Mengaduk sampai merata hingga nasi basi benar-benar terendam cairan gula. Selanjutnya, memasukkan campuran nasi basi dan cairan gula ini  ke dalam toples atau botol bekas air mineral. Kemudian, menyimpan di tempat yang teduh kurang lebih 7 hari dan jangan sampai terkena sinar matahari langsung.
3.      Cara penggunaan
Cara penggunaan pupuk organik cair dari nasi basi ada 2 yaitu sebagai decomposer dan sebagai pupuk cair. Sebagai decomposer, pupuk organik cair yang telah jadi tadi diencerkan dengan komposisi perbandingan 1: 5 liter , kemudian seramkan pupuk yang sudah diencerkan tadi pada bahan organik yang akan dibuat kompos. Sebagai pupuk cair,  mengencerkan sebanyak 300 ml pupuk organik cair yang telah dibuat tadi dengan 10 liter air, kemudian siramkan pada tanaman dengan dosis 250 ml per tanaman. Pupuk cair ini juga langsung bisa disemprotkan ke tanaman, akan tetapi usahakan jangan sampai terkena batang dan daun.
4.      Ciri-Ciri Keberhasilan
Setelah tahap per tahap  dilakukan, maka dapat dilihat hasil pembuatan pupuk organik cair dari nasi basi. Jika bau yang tercium dari pembuatan pupuk organik cair dari nasi basi ini seperti bau tape, berarti pupuk yang telah dibuat berhasil. Tetapi jika yang tercium adalah bau busuk seperti bau air comberan, berarti pupuk organik cair dari nasi basi yang telah dibuat belum berhasil.

Kegagalan pembuatan pupuk organik cair dapat disebabkan karena  kurang rapat dalam menutup botol atau toples yang digunakan. Dapat juga disebabkan karena tempat penyimpanan botol atau toples tidak sesuai dengan  temperaturnya, mungkin terlalu panas atau terlalu dingin.

Dalam pembuatan pupuk organik cair dari nasi basi akan dihasilkan ampas (pupuk padat) dari proses penyaringan. Setelah proses fermentasi, dilakukan pemisahan antara cairan dan ampasnya. Ampas yang berupa pupuk padat ini dapat dijadikan sebagai kompos. Untuk penggunaannya sangatlah mudah yaitu dengan cara mencampurkannya pada tanah yang akan dijadikan media penanaman. Semakin banyak nasi basi yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair, akan semakin banyak pula pupuk padat (ampas) yang dihasilkan dan baik pupuk cair maupun padat keduanya dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi bagi tanaman.

Pupuk organik cair dari nasi basi ini mampu menyediakan nutrisi bagi tanaman  dan menunjang produktivitas dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Selain itu, pupuk padatnya dicampurkan ke dalam tanah dapat memperbaiki kualitas tanah menjadi lebih gembur sehingga tanaman tumbuh menjadi lebih subur.

IV. KESIMPULAN
Nasi basi dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) untuk membuat pupuk cair.. Selain dihasilkan pupuk cair, dihasilkan pula pupuk padat yang merupakan ampas dari pembuatan pupuk organik cair dari nasi basi yang dapat dimanfaatkan menjadi kompos. Pengolahan pupuk organik cair ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat karena memiliki banyak keuntungan antara lain :(1) Bahan baku untuk pembuatan pupuk mudah didapat. (2) Proses pembuatannya mudah dan murah. (3) Mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah nasi basi. (4) Mengurangi penggunaan pupuk kimia dan beralih pada budidaya tanaman secara organik yang lebih sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Ika Mursalim, M. M. (2018). Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Mikroorganisme Lokal Media Nasi, Batang Pisang, dan Ikan Tongkol terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea). Jurnal Biotek Volume 6 Nomor 1.
Ni Putu Sriyundiyati, S. D. (2013). Pemanfaatan Nasi Basi sebagai Pupuk Organik Cair dan Aplikasinya untuk Pemupukan Tanaman Bunga Kertas Orange ( Baugainvillea spectabilis). J.Akademika Kim. 2(4) , 187-195.
Nita Noriko, A. L. (2012). Pengabdian Masyarakat : Pemanfaatan Nasi Bekas sebagai Pupuk dan Petisida Tanaman Rumah di PKK Perumahan Jurang Mangu Indah, Bintaro. Jurnal al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknolohi ,vol.1, No. 4 , 192-196.
Novi. (2016, Januari). Memanfaatkan Nasi Basi untuk Membuat Pupuk . Retrieved Desember 2, 2019, from novibertanam.blogspot.com: novibertanam.blogspot.com/2016/01/memanfaatkan-nasi-basi-untuk-membuat-pupuk.html?m=1