Perikanan Bengkulu di Hari Laut Nasional

Ilustrasi

Oleh: Moh Fatichuddin Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Bengkulu

Bengkulutoday.com - Tidak lama lagi kita akan bertemu dengan hari yang istimewa bagi kehidupan
masyarakat perikanan Indonesia, tepatnya tanggal 2 Juli 2021 merupakan Hari Laut Nasional.
Hari laut nasional patut dirayakan karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
muka bumi, terbentang 17.499 pulau dari Sabang hingga Merauke, dengan luas mencapai
7,81 juta km2.

Dari luasan tersebut hanya sekitar 25 persen merupakan wilayah daratan,
selebihnya merupakan wilayah perairan. Dari luasnya perairan tersebut dapat dipastikan
bagaimana berpotensi sektor perikanan dalam perekonomian Indonesia. Dengan adanya
peringatan hari laut nasional, dapat mengingatkan kepada pihak-pihak terkait sejauh mana
peran mereka untuk kemajuan laut dan perikanan.


Provinsi Bengkulu sebagai bagian dari Indonesai secara geografis berbatasan
langsung dengan Samudera Hindia, 7 (tujuh) wilayah kab/kota berada di pesisir samudera
dan panjang garis pantai Bengkulu mencapai ± 525 km. Kondisi geografis ini tentunya sangat
menguntungkan bagi Bengkulu dalam pembangunan sektor perikanan.

Kinerja Perikanan
Lima tahun terakhir (2016-2020), sektor perikanan Provinsi Bengkulu memberikan
peranan yang cukup signifikan dibanding sektor lainnya, meskipun di 2020 angkanya lebih
rendah jika dibandingkan tahun 2016. Tahun 2020 sektor perikanan memberikan peranan
6,69 persen pada perekonomian Bengkulu, sedangkan di tahun 2016 mencapai angka 6,85
persen. Kondisi covid-19 yang melanda dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap sektor
perikanan. Dibuktikan dengan kenaikan peranan sektor tersebut tiga tahun terakhir, serta
masih mampu tumbuh positif 2,42 persen di tahun 2020.


Jumlah rumah tangga yang bergelut dengan sektor perikanan selama hampir dua
dasawarsa menurun. Sensus Pertanian 2003 (ST2003) mencatat sebanyak 28.778 rumah
tangga di Provinsi Bengkulu bekerja di sektor perikanan. Satu dasawarsa kemudian angka
tersebut mengalami penurunan, dari Sensus Pertanian 2013 (ST2013) diketahui sebanyak
13.894 rumah tangga yang berkecimpung di sektor perikanan.

Mengalami penurunan yang
sangat tajam, lebih dari 50 persen rumah tangga sektor perikanan di 2003 meninggalkan
menuju sektor lain di tahun 2013. Kemudian di SUTAS 2018 yang dilaksanakan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ada sekitar 9.454 rumah tangga yang penghasilannya

diperoleh dari sektor perikanan. Angka tersebut menunjukkan terjadinya penurunan lebih dari
30 persen jika dibandingkan kondisi tahun 2013.
Penurunan rumah tangga yang bergelut di sektor perikanan tersebut perlu mendapat
perhatian dari pemerintah Provinsi Bengkulu.

Penurunan jumlah rumah tangga perikanan
yang terjadi ini menyebabkan potensi alam Provinsi Bengkulu yang sangat tinggi di sektor
perikanan akan tidak optimal dalam pemanfaatannya. Karena potensi perikanan berada di
area yang sangat terbuka berupa lautan lepas, tidaklah aneh jika menjadi potensi yang bebas
untuk dieksplorasi oleh warga masyarakat di luar Provinsi Bengkulu.


Pemerintah Provinsi Bengkulu perlu melakukan terobosan-terobosan baik di sisi
teknis maupun regulasi yang pro rumah tangga perikanan (nelayan). Dengan terobosan dan
regulasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan yang kemudian dapat
meningkatkan kesejahteraan nelayan.


Salah satu indikator tingkat kesejahteraan nelayan adalah nilai tukar petani/nelayan.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It)
terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk
melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar
(terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun
untuk biaya produksi.


Pada Bulan Mei 2021 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Bengkulu sebesar 98,91
mengalami penurunan 1,34 poin dibanding bulan sebelumnya April yang mencapai 100,26.
Rendahnya NTN di Bulan Mei ini dipicu oleh tingginya kenaikan indeks harga yang
dibayarkan oleh nelayan (Ib) yaitu 107,17 dan rendahnya indek harga yang diterima oleh
nelayan penangkapan perairan umum (It) 95,47. Serta penurunan indek harga yang diterima
nelayan penangkapan laut dari 107,93 menjadi 106,22 atau turun 1,58 poin.

Perubahan harga yang terjadi di masyarakat ini sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan rumah tangga memilih sector perikanan sebagai sumber pendapatan dan selanjutnya berpengaruh terhadap
keberlanjutan pemanfaatan potensi perikanan.

Indikator lain yang sangat mungkin mempengaruhi kinerja perikanan adalah masih
rendahnya konsumsi ikan di masyarakat. Dalam Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021 disebutkan konsumsi makan ikan perkapita Provinsi
Bengkulu sebesar 32,18 kg/kapita/tahun (Data Susenas BPS Tahun 2014) masih rendah
dibandingkan Konsumsi makan ikan perkapita Nasional sebesar 38 kg/kapita/tahun.
Rendahnya angka konsumsi ikan ini dapat menjadi peluang perkembangan sector perikanan.
Untuk mencapai angka konsumsi lebih tinggi mendekati angka nasional diperlukan

ketersediaan ikan yang lebih dibanding saat ini, artinya peluang usaha di sector perikanan
masih terbuka lebar.

Isu Strategis
Pembangunan sector perikanan dalam perjalanannya tentu akan menghadapi
permasalahan atau kendala, timbul akibat fenomena, isu atau kondisi yang terjadi saat itu.
Beberapa isu strategis baik yang sudah terjadi dan masih terjadi ataupun isu yang mungkin
terjadi di masa pandemic covid-19.

Covid-19 yang melanda sejak awal tahun 2020 telah menimbulkan efek domino
dalam kehidupan masyarakat. Ruang gerak masyarakat sangat terbatas dengan berbagai
kemasan kebijakan, karantina wilayah (lockdown), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM), Pembatasan Sosial Berskala Besar ataupun Mikro, Work from home
(WFH) dan kebijakan local lainnya. Semua kebijakan itu memaksa masyarakat untuk lebih
lama di rumah. Salah satu konsekuensinya adalah menuntut tersediannya bahan pangan, dan
sangat mungkin akan lebih tinggi kebutuhannya jika dibanding saat kondisi normal sebelum
covid-19.

Demikian juga dengan ketersediaan ikan dimungkinkan akan meningkat, disamping
sebagai bahan pangan sehari-hari ikan juga diketahui mengandung berbagai zat yang
dibutuhkan tubuh guna meningkatkan imunitas. Peningkatan imunitas diyakini akan
meningkatkan pertahanan terhadap serangan covid-19. Peningkatan kebutuhan ikan tersebut
akan dihadapkan pada kondisi keterbatasan gerak nelayan serta kondisi cuaca global yang
mungkin berubah secara ekstrim.

Menghadapi kondisi ini pemerintah dan pihak terkait dengan perikanan perlu
membangun strategi yang komperehensif, strategi yang menyentuh nelayan selaku subyek,
ikan sebagai komoditi dan juga konsumen. Terjaminnya kesehatan pada diri nelayan sangat
penting diperhatikan agar mereka dapat menghasilkan ikan. Monitoring terhadap masyarakat
nelayan perlu dilakukan, konsumsi vitamin dan makanan berkualitas lainnya harus dimonitor.
Fasilitas penyimpanan ikan sangat dibutuhkan agar kesegaran ikan terjaga dan kualitas zat
makanan yang terkandung dalam ikan juga terjamin.

Kemampuan para nelayan perlu ditingkatkan, pembinaan terhadap mereka sangat
dibutuhkan. Covid-19 merupakan kondisi yang tidak biasa mereka hadapi. Survei Pertanian
Antar Sensus (SUTAS) BPS mencatat 73,43 persen tidak menggunakan mekanisasi dan
teknologi selain mekanisasi dan hanya 3,43 yang memanfaatkan mekanisasi dan teknologi
selian mekanisasi.

Selanjutnya yang tidak boleh diabaikan adalah harga, seperti diungkapkans
sebelumnya bahwa rendahnya NTN dipicu oleh kenaikan harga yang dibayarkan nelayan
lebih tinggi dibanding kenaikan harga yang diterima. Covid-19 menuntut strategi yang
menghasilkan kondisi harga komoditi ikan yang dapat terjangkau oleh masyarakat selaku
konsumen dan harga yang menguntungkan bagi nelayan.

Semoga hari laut nasional 2 Juli 2021 dapat meningkatkan semangat pada diri nelayan
untuk menghasilkan ikan demi terpenuhinya kebutuhan. pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan agar terwujud kesejahteraan nelayan. Menjadikan Covid-19 sebagai peluang dalam peningkatan pendapatan nelayan.


Selamat Hari Laut 2 Juli 2021 bagi para pelaku usaha perikanan, Sejahteranya nelayan Sehatnya Masyarakat..