Bengkulu - Siapa sangka, wajah yang anggun dan cantik dapat memikat para pejabat negara. Menariknya lagi, hal ini dilakoni oleh anak raja minyak yang berasal dari Negara Belanda.
Dia adalah Margaretha merupakan putri dari raja minyak asal Belanda, Adam Zelle. Saat kecil, dia selalu diberi kasih sayang dari ayahnya. Apapun yang perempuan kelahiran 1876 itu mau selalu diberikan. Sayang, kehidupan seperti ini tergolong singkat.
Tepat 13 tahun setelah dirinya lahir, sang ayah bangkrut. Kebangkrutan ini membuat hidup Margaretha luntang lantung. Apalagi setelahnya dia jadi korban broken home buntut perceraian kedua orang tua. Pada kondisi ini, dia kemudian memutuskan hijrah dari Belanda ke Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda.
Di indonesia tepatnya di pulau Jawa Timur, Margaretha ini pernah belajar menari. Dia menjadi primadona pada tahun 1895. Hingga seorang tentara bernama Rudolf MacLeod menikahi dirinya. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Pada tahun 1899 Margaretha meninggalkan Suaminya Rudolf.
Di tengah perpisahan ini, Margaretha memilih hidup mandiri. Dia mendalami kesenian Jawa, khususnya tari-tarian, untuk menyambung hidup. Kala itu, kesenian tari memang sedang booming. Seiring waktu, karena masuk sanggar tari juga, dia mulai fasih menari Jawa. Hidupnya pun sudah seperti orang Jawa yang selalu memakai kain dan kebaya.
Setelah pada tahun 1905 itu, dirinya dengan bermodal tarian itu menunjukan aksi dengan tarian erotis di Negara Prancis. Bahkan para pejabat negara disana kagum dengan kemolekan tubuhnya yang masih berumur 29 Tahun.
Dalam catatan Shiman, dia menjadi model telanjang hingga penari erotis. Dunia prostitusi Eropa berhasil memperlihatkan kemolekan tubuhnya hingga viral di seantero Eropa. Pada titik ini, Margaretha mulai menggunakan nama panggung, yakni Mata Hari.
Sejak itu, hidupnya berubah drastis. Sebagai penari, dia dibayar mahal oleh para miliarder dan pejabat Eropa. Kondisi itulah yang membuat hidup Mata Hari begitu glamor. Tinggal di hotel mewah, pakaian serba mahal, dan makanan lezat. Belum lagi segudang perhiasan yang dia punya.
Namun siapa sangka, kedekatan bersama para pejabat menjadi biang masalah. Ketika Perang Dunia I pecah, Mata Hari yang dekat dengan para pejabat dituduh sebagai mata-mata. Dia dicurigai dibayar oleh pemerintah Jerman untuk menyadap informasi dari para pejabat yang "memakai" jasanya.
Tak bisa mengelak, pada Februari 1917, pihak berwenang Prancis menangkap Mata Hari karena tuduhan melakukan spionase atau intelijen. Dia dianggap membocorkan rahasia yang membuat puluhan ribu pasukan Prancis tewas. Alhasil, hidupnya sebagai pelacur pun berakhir di hadapan algojo.
Pada 15 Oktober 1917, dia ditembak mati. Sebelum mati, Mata Hari membantah menjadi mata-mata dan murni hanya sebagai pelacur.
"Saya pelacur dan mengakuinya. Mata-mata untuk Jerman? Saya tidak pernah!," katanya.
Belajar dari pengalaman Margaretha yang mempunyai julukan Matahari ini, wanita cantik dengan paras mempesona itu dapat menghancurkan negara.