Bengkulu - Rutan Kelas IIB Bengkulu mengikuti Webinar Penanganan Masalah dan Gangguan Kejiwaan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan yang dilaksanakan pada Rabu (2/10). Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan Center for Detention Studies (CDS) dan didukung oleh Pemerintah Australia melalui program Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2), dalam rangka peringatan
Webinar ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang jatuh setiap tanggal 10 Oktober mendatang. Salah satu agenda utama dalam kegiatan ini adalah peluncuran Modul Pelatihan Deteksi Dini Masalah dan Gangguan Kejiwaan pada Narapidana Terorisme. Kegiatan ini dipusatkan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan dibuka oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Supriyanto, Bc.IP., S.Pd.
Dalam sambutannya, Supriyanto menekankan pentingnya pemahaman dan penanganan dini terhadap masalah kesehatan jiwa di lingkungan pemasyarakatan, terutama bagi narapidana yang memiliki risiko tinggi seperti narapidana kasus terorisme. "Masalah kesehatan jiwa bukan hanya tentang perawatan medis, tetapi juga tentang deteksi dini dan penanganan yang tepat agar para narapidana dapat menjalani pembinaan dengan baik dan optimal," ungkapnya.
Webinar ini menghadirkan para pembicara yang ahli di bidang kesehatan jiwa dan pemasyarakatan, yang memberikan materi terkait penanganan masalah dan gangguan kejiwaan di UPT Pemasyarakatan. Para narasumber membahas berbagai tantangan yang dihadapi dalam mendeteksi serta menangani gangguan kejiwaan, khususnya pada narapidana yang memiliki latar belakang kasus berat seperti terorisme. Materi yang disampaikan juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara tenaga medis, petugas pemasyarakatan, dan lembaga terkait untuk memastikan kesejahteraan mental para narapidana.
Kegiatan ini berlangsung interaktif dengan sesi diskusi yang diikuti oleh para peserta, baik yang hadir secara daring maupun luring. Peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber terkait tantangan yang dihadapi di lapangan dalam penanganan masalah kesehatan jiwa di UPT Pemasyarakatan. Beberapa isu yang disorot dalam diskusi ini meliputi metode deteksi dini, penanganan kasus kejiwaan yang beragam, hingga dukungan yang dapat diberikan oleh pemerintah dan lembaga internasional.
Webinar ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat upaya peningkatan layanan kesehatan mental di lingkungan pemasyarakatan, serta memberikan panduan yang lebih jelas bagi para petugas dalam menghadapi kasus-kasus gangguan kejiwaan di antara narapidana. Penutupan acara dilakukan dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh seluruh peserta.
Menanggapi pelaksanaan kegiatan ini, Karutan Bengkulu, Yulian Fernando, menyatakan apresiasinya terhadap penyelenggaraan webinar tersebut. Menurutnya, webinar ini memberikan wawasan yang sangat dibutuhkan bagi seluruh petugas pemasyarakatan dalam menghadapi tantangan penanganan masalah kesehatan mental.
"Ini adalah inisiatif yang sangat baik dan relevan dengan kebutuhan kami di lapangan. Masalah kejiwaan sering kali tidak terlihat secara kasat mata, sehingga penting bagi kita untuk memiliki keterampilan dalam deteksi dini serta penanganan yang tepat. Dengan adanya pelatihan seperti ini, kami bisa lebih siap dalam menangani berbagai kondisi yang mungkin dihadapi narapidana," ujarnya.
Yulian juga berharap modul pelatihan yang diluncurkan dapat diterapkan secara efektif di Rutan Bengkulu, khususnya dalam menangani narapidana dengan kebutuhan kesehatan mental khusus. "Kami akan terus mendukung setiap upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan di Rutan, termasuk layanan kesehatan mental," tutupnya.