Sempat Diprotes, Pemerintah Iran Apresiasi Terbitnya Buku Perayaan Tabot Bengkulu

Buku Perayaan Tabot di Kota Bengkulu

Bengkulutoday.com - Meski sebelumnya sempat diprotes oleh Ketua Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu, Pemerintah Republik Islam Iran melalui Duta Besar Iran Dr Mohammad Khosh Heikal Azad mengucapkan selamat atas terbitnya buku "Perayaan Tabot di Kota Bengkulu".

Buku hasil penelitian Gubernur Bengkulu Dr H Rohidin Mersyah bersama Dr H Herawansyah Ikram atas tradisi Tabot ini menggunakan pendekatan Persfektif Struktural Fungsional Durkhemian yang menjabarkan pentingnya interaksi antar masyarakat dan manusia serta saling pengaruh di antara mereka. 

"Tradisi Tabot di Bengkulu adalah sebuah tradisi islam yang memperlihatkan episode sejarah islam dan perjuangan serta kebangkitan cucu Nabi Muhammad Shalallau ‘Alaihi Wassallam yaitu Husain bin Ali (As) untuk melaksanakan ‘ammar ma’ruf nahi munkar’ melawan kezaliman di tengah masyarakat ketika itu sehingga beliau mati syahid. Tradisi Tabot dalam perjalanan sejarahnya telah mengalami proses penyesuaian dengan masyarakat setempat (melalui akulturasi budaya), seperti di Bengkulu, antara tanggal 1 - 10 Muharram (Asyura) menjadi sebuah Festival Kebudayaan," sampai Dr. Mohammad Khosh Heikal Azad dalam sambutannya.

Interaksi kebudayaan dan keagamaan, kata Dr Mohammad Khosh Heikal Azad, yang memperlihatkan persatuan dan harmoni di tengah masyarakat Provinsi Bengkulu dengan menampilkan nilai-nilai dan tradisi mereka. Nilai-nilai universal yang terkandung dalam tradisi Asyura ini merupakan nilai-nilai Islam dalam membela yang benar di hadapan yang salah, memperjuangkan kebaikan melawan kejahatan serta mengedepankan perdamaian dan kemajuan daripada kezaliman dan penindasan. 

“Ritual Tabot yang terus berkembang menjadi Tradisi Tabot, Perayaan Tabot bahkan Festival Tabot dikarenakan kedua-duanya menjunjung tinggi kebebasan dan kemuliaan dan tentu saja pemerintah dan para ulama juga mendukung hal ini sebagai sebuah tugas dan tanggung jawabnya," tambahnya.

Sebagai wujud apresiasi atas terbitnya buku tersebut, Pemerintah Republik Islam Iran melalui Ali Pahlevani Rad, Public Diplomacy Offiver Embasy of Islamic Republivcof Iran, melalui Pusat Agama dan Kebudayaan Iran (ICC) akan mengadakan Webinar untuk membedah buku hasil Karya Dr H Rohidin Mersyah dan Dr H Herawansyah Ikram.

Bukan hanya itu, akan ada banyak rangkaian kegiatan lain seperti Lomba Baca Buku yang akan diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Filsafat Islam nantinya.

Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah salah seorang penulis buku tersebut mengatakan perayaan Tabot di Kota Bengkulu yang awalnya merupakan ritual agama telah berkembang sedemikian rupa menjadi Tradisi Tabot dan perayaan Tabot.

Rohidin berharap hal tersebut nantinya dapat menjadi festival Budaya Internasional. Karena festival Tabot di Bengkulu telah mampu menyatukan atau mengintegrasikan berbagai macam suku dan agama yang ada di Provinsi Bengkulu dalam upaya meningkatkan pembangunan daerah.

"Ini agar Provinsi Bengkulu sejajar dengan provinsi lainnya di Indonesia. Karena modal utama pembangunan itu selain sumber daya alam, sumber daya manusia dan uang yang terpenting adalah ‘integrasi’ antar masyarakat yang ada di Provinsi Bengkulu mengingat di Bengkulu ada bermacam-macam suku. Dengan integrasi yang kuat antar suku yang ada maka percepatan pembangunan di Bengkulu akan terus meningkat demi kemakmuran masyarakat Bengkulu secara keseluruhan," ujar Rohidin menanggapi apresisi dari Pemerintah Republik Islam Iran tersebut.

Sebagai Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah menyampaikan bahwa dirinya sangat setuju dan mendukung apabila Pemerintah Republik Islam Iran dapat memberangkatkan para peneliti dari Bengkulu dan perwakilan Keluarga Kerukunan Tabot (KKT) ke Iran untuk studi banding serta mempelajari sejarah perjuangan cucu Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang dikenal di Iran dengan nama ‘Peringatan Asyura’, di Pariaman, Pantai Barat Sumatera Barat dikenal dengan nama festival Hoyak Tabuik, sedangkan di Bengkulu dikenal dengan nama perayaan Tabot ataupun Tabut.

"Kita ingin perayaan Tabot di zaman sekarang berperan ganda, selain berperan meneruskan tradisi dan budaya yang telah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu, dipihak lain juga sebagai media pengintegrasi (pemersatu) serta sebagai modal pelaksanaan pembangunan di Provinsi Bengkulu dengan cara menjadikan perayaan Tabot sebagai festival Budaya Internasional dengan mengundang provinsi-provinsi lainnya di Indonesia serta negara-negara sahabat baik di lingkup Asia Tenggara maupun mancanegara untuk berinteraksi dalam festival budaya tersebut dan kesempatan ini akan kita jadikan sebagai momentum untuk menawarkan investasi secara langsung kepada para investor yang juga akan kita undang. Banyak potensi yang ada di Provinsi Bengkulu dapat dikembangkan dan  dioptimalkan, yang secara langsung dapat membuka peluang kerja baru untuk kemakmuran dan mengurangi kemiskinan," demikian Rohidin Mersyah.

Sejalan dengan Gubernur Bengkulu, Herawansyah menyampaikan bahwa perayaan Tabot masa kini yang dilaksanakan rutin setiap tahun harus memberikan nilai tambah bagi masyarakat Bengkulu. Bukan hanya nilai budaya tetapi juga nilai pariwisata, ekonomi dan bisnis dan tentunya juga peluang berusaha sehingga tercipta lapangan kerja baru. Sehingga secara langsung akan mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.