Sesar Musi, Naga Raksasa yang Bersembunyi

Sesar Musi

Oleh : Sabar Ardiansyah, S.ST (PMG Muda BMKG Kepahiang-Bengkulu)

Nazamu, makhluk mitologi berupa monster ikan lele yang hidup di bawah daratan dipercaya masyarakat Jepang sebagai penyebab gempa bumi. Bahkan sempat dituangkan dalam ilustrasi gempa besar tahun 1855. Lain lagi hal nya di wilayah Indonesia, beberapa wilayah percaya bahwa gempa bumi disebabkan oleh naga besar yang menggeliat di bawah bumi sehingga mengakibatkan guncangan kuat.

Dalam mitologi nya, naga bangun dari tidur  pada siklus waktu tertentu ingin tahun kalau di permukaan masih ada kehidupan atau tidak.?

Ya,... pada dasarnya mitologi dan ilmiah bisa saja sejalan, bisa juga berseberangan. 

Sesar Musi, salah satu pembangkit gempa bumi di wilayah Kepahiang-Bengkulu. Sama hal nya seekor naga raksasa yang sedang tidur. Kalau dia menggeliat, berguncanglah kehidupan diatasnya. 

Sesar ini memiliki panjang 85 km, melewati pemukiman bahkan pusat keramaian Kabupaten Kepahiang.  Bayangkan, jika naga raksasa dengan panjang 85 km ini murkah, mengakibatkan guncangan kuat.

Potensi Gempa Bumi

Berdasarkan peta sesar darat sumatera, yang di bukukan oleh Pusat Studi Gempa Nasional tahun 2017, potensi gempa bumi yang diakbitkan oleh Sesar Musi mencapai 7,2 magnitudo. Dapat dibayangkan potensi kerusakan jika gempa berkekuatan diatas 7,0 terjadi di kawasan ini. Tidak hanya Kabupaten Kepahiang yang mengalami guncangan kuat, melainkan juga wilayah Rejang Lebong, Kabupaten Bangkulu Tengah, Kota Bengkulu, dan Bengkulu Utara.

Berdasarkan skenario model, intensitas kekuatan guncangan hingga mencapai VII-VIII MMI. Artinya, sejumlah bangunan berpotensi mengalami rusak ringan hingga berat. 

Sejarah Gempa Kuat

Masih hangat dalam ingatan, 15 Desember 1979 pukul 07.02 WIB gempa kuat mengguncang Kepahiang. Kekuatan gempa M 6,0. Tidak kurang dari 3.600 rumah rusak berat dan ringan. Disusul 15 Mei 1997, kembali terjadi gempa dengan kekuatan M 5,0. Gempa yang terjadi pada sore hari ini, mengakibatkan 65 bangunan rusak berat dan ringan.

Dua gempa kuat ini, dibangkitkan oleh Sesar Musi, Naga besar yang bersembunyi. Berbaring sepanjang 85 km. Ekornya mulai dari Kabupaten Rejang Lebong, melewati Kabupaten Kepahiang hingga berakhir di daerah Ulu Musi, Kabupaten Empat Lawang. 

Upaya Pengurangan Risiko

Menjadi wajib bagi kita yang hidup berdampingan dengan zona ini agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan.Paling minimal, kita paham bahwa wilayah kita merupakan wilayah aktif gempa bumi. Selanjutnya, mulai menguasi jalur evakuasi jika gempa kuat kembali terjadi. 

Sebisa mungkin untuk tidak mendirikan bangunan tepat di atas jalur “Naga” yang tidur ini, terlebih fasilitas umum. Serangkaian upaya mitigasi non struktur -sosialisasi, simulasi- harus ditingkatkan agar masyarakat semakin sadar bahwa kita hidup berdampingan dengan zona gempa aktif. (***)