Stop Berkompetisi, Saatnya Kolaborasi Bersama Hadapi Pandemi

Muhammad Meggi Octavira ST

Oleh: Muhammad Meggi Octavira ST

Bengkulutoday.com - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Ekonomi Provinsi Bengkulu triwulan II-2021 (year on year) tumbuh sebesar 6,29 persen bila dibandingkan triwulan II-2020, bila dibandingkan triwulan II-2020 yang turun sebesar 0,74 persen. Adapun sumber pertumbuhan ekonomi terbesar dari sisi lapangan usaha adalah perdagangan besar dan eceran, diikuti transportasi dan pergudangan, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Jika dilihat dari data Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2020, sebesar 89,97 persen PDRB Provinsi Bengkulu disumbangkan oleh usaha yang ada di Provinsi Bengkulu. Hanya 10,13 persen yang disumbangkan oleh Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Data-data tersebut menunjukkan bahwa pengusaha memiliki peranan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu.

Pada awal pandemi tahun 2020 banyak sekali usaha yang terdampak mulai dari usaha kecil hingga yang besar sekalipun. Covid-19 menyebabkan lesunya perekonomian global maupun nasional dan regional. Terjadi penurunan permintaan baik barang maupun jasa secara drastis yang mengakibatkan menurunnya penawaran. Hal ini jugalah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu negatif pada tahun 2020. Namun, para pelaku usaha juga tidak berdiam diri, berbagai upaya dilakukan untuk bertahan melewati krisis ini. Langkah Kolaborasi dan inovasi menjadi poin penting dalam upaya ini.

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menjadi wadah bagi para pelaku usaha untuk mewujudkan hal itu. Melalui HIPMI, para pengusaha berkolaborasi satu sama lain dalam membangun usaha mereka. Ada banyak bentuk kolaborasi yang terjalin seperti misalnya mitra usaha ataupun sekedar membantu membuka relasi.

Segala bentuk dukungan diberikan satu sama lain agar usaha-usaha yang ada dapat bertahan di tengah pandemi ini. Berbagai inovasi juga diciptakan oleh para anggota Hipmi. Salah satunya yaitu diadakannya kegiatan Hipmi Expo Coffee pada tanggal 28-30 Oktober 2021. Hal ini merupakan inovasi sebagai salah satu upaya untuk memasarkan salah satu komoditas andalan di Bengkulu, yaitu kopi. Kegiatan ini menjadi wadah bertemunya pengusaha kopi, pelaku ekspor impor, dan coffee shop. 

Tidak hanya menguatkan usaha-usaha yang sudah ada, tetapi dilakukan juga upaya untuk melahirkan pengusaha ataupun usaha baru di tengah pandemi ini. Kenyataannya, pandemi tidak hanya berdampak pada pelaku usaha, tetapi hampir ke seluruh lapisan masyarakat.

Sebagai salah satu upaya untuk membantu pemerintah dalam menguraikan masalah ini, HIPMI melakukan juga kaderisasi. Dengan lahirnya pengusaha-pengusaha ataupun usaha baru diharapkan dapat membantu mengurangi pengangguran terutama yang mereka yang menjadi pengangguran akibat terdampak pandemi. Menurut data BPS, Jumlah angkatan kerja Provinsi Bengkulu pada Februari 2021 naik 8.062 orang dibanding Agustus 2020. Semakin banyak lapangan pekerjaan yang dibuka maka akan semakin banyak masyarakat yang dipekerjakan.

Dengan demikian diharapkan angka pengangguran dapat semakin berkurang kedepannya. 
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk bertahan di tengah terpaan pandemi Covid-19 jelas membuahkan hasil jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada tahun 2021.

Para pengusaha yang bertahan melewati krisis patut berbangga diri karena ibarat pepatah mengatakan “Pelaut ulung tidak lahir dari laut yang tenang”, mereka yang berhasil bertahan melewati pandemi ini tentunya mampu mengatur usaha mereka dan beradaptasi.  Akan tetapi kita tidak boleh berpuas diri terlebih dahulu. Masih banyak PR yang harus diselesaikan, baik oleh kita individu maupun pemerintah. Kolaborasi dan sinergi yang baik dari seluruh pihak akan memungkinkan kita untuk keluar dari krisis ini.