Tergelincirnya Sektor Pariwisata Bengkulu selama Pandemi Covid-19

Iswahyuni S.Tr Stat ASN di BPS Kabupaten Seluma

Oleh: Iswahyuni S.Tr Stat ASN di BPS Kabupaten Seluma

Bengkulutoday.com - Pandemi covid-19 telah meluluhlantakkan semua lini kehidupan, mulai dari sektor sosial, kesehatan, ekonomi, dan lain-lain. Pada sektor sosial sendiri, terdapat batasan dalam berinteraksi
antar masyarakat yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19. Maka dari
itu, pemerintah membuat sejumlah aturan agar pandemi ini tidak semakin memperburuk
keadaan, di antaranya berupa larangan untuk melakukan perjalanan, baik di dalam maupun luar
negeri.

Aturan tersebut tentunya berpengaruh negatif pada kegiatan pariwisata yang ada di
Provinsi Bengkulu. Padahal dalam beberapa tahun terakhir pariwisata di Provinsi Bengkulu
semakin berkembang dan memberikan pengaruh positif pada sektor perekonomian Provinsi
Bengkulu.

Berdasarkan data BPS, persentase tingkat hunian kamar hotel berbintang di Provinsi
Bengkulu di masa pandemi mengalami penurunan yang cukup drastis. Sebelum munculnya kasus
pertama covid-19 di Indonesia bulan Maret 2020 lalu, tingkat hunian kamar hotel berbintang
pada Maret 2019 dapat mencapai angka 64,61 persen. Namun, sejak covid-19 menyebar, tingkat
hunian kamar hotel berbintang mengalami penurunan hingga menjadi 38,71 persen pada Maret
2020. Bahkan hingga Maret 2021 pun, angka ini masih mengalami penurunan menjadi 36,73
persen.

Angka yang terus menurun bahkan setelah satu tahun pandemi berlalu menunjukkan
cukup drastisnya pengaruh pandemi covid-19 ini terhadap pariwisata di Provinsi Bengkulu.
Selain tingkat hunian, rata-rata lama menginap tamu asing maupun tamu domestik pada
hotel berbintang di Provinsi Bengkulu juga mengalami penurunan sejak terjadinya pandemi
covid-19 ini. Pada tahun 2020, rata-rata lama menginap tamu asing pada hotel berbintang yaitu
sebanyak 1,08 hari.

Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 yang mencapai
2,04 hari. Sejak pandemi dimulai bulan maret 2020 lalu, rata-rata tamu asing yang menginap di
hotel berbintang mulai mengalami penurunan menjadi 1 hari, bahkan pada beberapa bulan
selanjutnya seperti April dan Mei tahun 2020, tidak ada tamu asing yang menginap di hotel
berbintang sama sekali. Tidak hanya tamu asing, rata-rata lama menginap tamu domestik pun
juga ikut mengalami penurunan. Pada tahun 2019, rata-rata lama menginap tamu domestik

sebanyak 1,84 hari. Ketika covid-19 menyerang, rata-rata lama menginap tamu domestik pada
tahun 2020 turun menjadi 1,61 hari. Sektor pariwisata memang belum berkontribusi signifikan terhadap pendapatan daerah Provinsi Bengkulu, namun dengan terbatasnya aktivitas pariwisata ini cukup memberikan pengaruh pada kondisi perekonomiannya. Tidak hanya hotel, namun sektor lain seperti kegiatan ekonomi terutama di sekitar objek wisata juga mengalami penurunan karena ditutupnya sejumlah
objek wisata.

Apabila dilihat dari konsumsi rumah tangga, pengeluaran untuk restoran dan hotel
mengalami penurunan dari 2.033,77 miliar rupiah pada tahun 2019 (angka sementara) menjadi
1.980,51 miliar rupiah pada tahun 2020 (angka sangat sementara). Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat yang melakukan kegiatan pariwisata mengalami penurunan sejak dimulainya
pandemi ini.

Untuk membangkitkan kembali pertumbuhan pariwisata, maka pemerintah Provinsi
Bengkulu harus mulai memikirkan terobosan baru yang sesuai dengan kondisi saat ini. Walau
bagaimanapun, pandemi covid-19 ini sulit untuk diprediksi kapan akan berakhir. Apabila
menunggu hingga pandemi berakhir, tentunya sektor pariwisata terutama di bidang perhotelan
berpotensi untuk terus mengalami penurunan karena sedikitnya pengunjung yang datang.
Inovasi-inovasi baru untuk mengembangkan kembali bidang pariwisata ini diperlukan agar
pariwisata Provinsi Bengkulu tidak mengalami “ketiduran” dalam waktu yang lama terutama di
masa pandemi ini.