Senam Bersama Bina Semangat dan Kesehatan Warga Binaan Lapas Bengkulu
Bengkulu – Keceriaan terpancar dari Lapangan Tenis Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bengkulu pada Sabtu (1/11/2025) pagi. Di bawah sinar matahari yang hangat, para warga binaan bersama pegawai Lapas tampak bersemangat mengikuti senam bersama yang dipandu oleh instruktur profesional.
Bagi keluarga warga binaan, kegiatan seperti ini memberi rasa lega dan harapan. Mereka melihat adanya perhatian dari pihak Lapas terhadap kesehatan dan kesejahteraan jasmani maupun mental anggota keluarga mereka yang sedang menjalani masa pembinaan.
“Saya merasa tenang melihat suami saya bisa ikut kegiatan positif seperti senam. Artinya, mereka di sana tidak hanya dibina secara disiplin, tapi juga diajak untuk hidup sehat dan bahagia,” ujar salah satu keluarga warga binaan saat ditemui usai jam besuk.
Kepala Lapas Kelas IIA Bengkulu, Julianto Budhi Prasetyono, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian yang menekankan keseimbangan antara fisik dan mental.
“Kami ingin warga binaan tetap sehat, aktif, dan memiliki semangat hidup yang tinggi. Senam bersama menjadi sarana untuk mempererat hubungan antara petugas dan warga binaan, sekaligus menjaga kesehatan bersama,” tutur Julianto.
Selain sebagai kegiatan olahraga, momen senam bersama juga menjadi ajang untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai di dalam lingkungan Lapas. Gerakan-gerakan yang kompak dan tawa ringan yang terdengar selama kegiatan menandakan suasana yang lebih harmonis dan manusiawi.
Bagi keluarga di luar tembok Lapas, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa proses pemasyarakatan tidak hanya berfokus pada penegakan aturan, tetapi juga pada pemulihan semangat dan pembentukan karakter positif.
“Kalau mereka sehat dan bahagia, kami di rumah juga ikut bahagia. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus ada,” tambah keluarga warga binaan lainnya dengan senyum penuh harap.
Dengan kegiatan rutin seperti senam bersama ini, Lapas Bengkulu berupaya menunjukkan bahwa di balik tembok tinggi, masih ada ruang untuk kesehatan, kebersamaan, dan harapan baru bagi warga binaan serta keluarganya.