Bengkulutoday.com - Hari Parlemen Indonesia yang jatuh pada 16 Oktober menjadi momen penting sebagai momen untuk membenahi kinerja anggota DPR. Hal ini didasari dari masih banyaknya anggota DPR yang terlibat kasus korupsi, meski mereka sendiri adalah penyambung lidah rakyat.
Selama kurun waktu 2002 hingga Maret 2019, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menjerat lebih dari 70 anggota DPR. Dari data yang dimiliki lembaga antirasuah, ada 71 anggota dewan yang diproses KPK sejak 2002. Dari ke 71 Anggota DPR tersebut salah satunya berasal dari Bengkulu, Rio Cappela.
Rio Capella divonis satu tahun dan enam bulan penjara karena menerima Rp 200 juta dari Gubernur nonaktif Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dan istrinya, Evy Susanti, melalui Fransisca Insani Rahesti pada 21 Desember 2015.
Putusan itu lebih rendah daripada tuntutan jaksa penuntut umum KPK yang meminta agar Rio Capella divonis dua tahun penjara ditambah denda Rp 50 juta subsider 1 bulan kurungan karena menerima Rp 200 juta berdasarkan dakwaan dari Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Rio Capella terbukti telah menerima uang dari Gatot Pujo Nugroho dan Evy Susanti melalui Fransisca Insani Rahesti sebesar Rp 200 juta untuk memudahkan pengurusan penghentian perkara dugaan tindak pidana korupsi dana bantuan sosial (bansos), bantuan daerah bawahan (BDB), bantuan operasional sekolah (BOS), tunggakan dana bagi hasil (DBH), dan penyertaan modal pada sejumlah BUMD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang ditangani oleh Kejaksaan Agung mengingat Jaksa Agung juga berasal dari Partai Nasdem.
Berikut catatan anggota DPR yang terjerat kasus korupsi di KPK:
Kader yang paling banyak diproses oleh KPK berasal dari Partai Golkar. Berikut daftar lengkap anggota DPR yang telah diproses KPK sejak 2002:
1. Noor Adenan Razak, Reformasi - Banjarmasin
2. Saleh Djasit, Riau -
3. Sarjan Tahir, Demokrat - Ogan Komering Ilir
4. M Al Amien Nur Nasution, Partai Persatuan Pembangunan - Jambi
5. Anthony Z. Abidin, Jambi -
6. Bulyan Royan, Partai Bintang Reformasi -
7. HM Yusuf Erwin Faisal, Partai Kebangkitan Bangsa - Jakarta
8. Azwar Chesputra, Golkar - Riau
9. Fachri Andi Leluasa, Golkar, Luwu Raya
10. Hilman Indra, PBB - Pandeglang
11. Dudhie Makmun Murod, PDIP -
12. Endin A. J Soefihara, PPP - Jawa Barat
13. Udju Djuhaeri, PDIP -
14. Hamka Yandhu, Golkar - Sulawesi Selatan
15. Abdul Hadi Djamal, Amanat Nasional - Sulawesi Selatan
16. Ahmad Hafiz Zawawi, Golkar – Sumatera Selatan
17. Marthin Bria Seran, Golkar - Malaka
18. Paskah Suzetta, Golkar - Bandung
19. Bobby SH Suhardiman, Golkar – Jawa Tengah
20. Anthony Zeidra Abidin, Golkar - Jambi
21. Agus Condro Prayitno, PDIP - Jawa Tengah
22. Max Moein, PDIP -
23. Rusman Lumbantoruan, PDIP -
24. Poltak Sitorus, PDIP
25. Williem M Tutuarima, PDIP
26. Muhammad Nurlif, Golkar - Aceh
27. Asep Ruchimat Sudjana, Amanat Nasional
28. Reza Kamarullah, Golkar – Maluku Utara
29. Baharuddin Aritonang, Golkar -
30. Hengky Baramuli, Golkar - Sulawesi Utara
31. Daniel Tanjung, PPP
32. Panda Nababan, PDIP - Sumatera Utara
33. Engelina Patiasina
34. M Iqbal, Persatuan Pembangunan - Sumatera Barat
35. Budiningsih, PDIP -
36. Jeffri Tongas, PDIP -
37. Ni Luh Mariani, PDIP -
38. Sutanto Pranoto, PDIP -
39. Soewarno, PDIP -
40. Matheos Pormes, PDIP -
41. Sofyan Usman, PPP -
42. Amrun Daulay, Demokrat - Sumatra Utara
43. Nazarudin, Demokrat – Jawa Timur
44. Wa Ode Nurhayati, Amanat Rakyat – Sulawesi Tengah
45. Angelina Patricia Pingkan Sondakh, Demokrat - Sulawesi Utara
46. Zulkarnane Djabar, Golkar - Padang
47. Izedrik Emir Moeis, PDIP - Jakarta
48. Luthfi Hasan Ishaaq, Keadilan Sejahtera - Malang
49. Chairun Nisa, Golkar – Kalimantan Tengah
50. Annas Urbaningrum, Demokrat - Jawa Timur
51. Sutan Bhatoegana, Demokrat
52. Adriansyah, PDI Perjuangan - Banjar
53. Patrice Rio Capella, Nasdem - Bengkulu
54. Dewi Yasin Limpo, Golkar – Sulawesi Selatan
55. Damayanti Wisnu Putranti, Demokrasi Indonesia Perjuangan – Jawa Tengah
56. Budi Supriyanto, PDI - Jawa Tengah
57. Andi Taufan Tiro, Amanat Nasional - Sulawesi Selatan
58. I Putu Sudiartana, Demokrat - Bali
59. Charles Jones Mesang, Golkar
60. Yudi Widiana Adia, Keadilan Sejahtera -
61. Musa Zainudin, Kebangkitan Bangsa -
62. Miryam S. Haryani, Hanura -
63. Markus Nari, Golkar - Sulawesi Selatan
64. Setya Novanto, Golkar - Bandung
65. Aditya Anugrah Moha, Golkar - Sulawesi Utara
66. Fayakhun Andriadi, Golkar - Jakarta
67. Amin Santono, Demokrat -
68. Eni Maulani Saragih, Golkar - Jakarta
69. Taufik Kurniawan, Partai Amanat Nasional- Jawa Tengah
70. Sukiman, Partai Amanat Nasional - Kalimantan Barat
71. Muhammad Romahurmuziy, Jawa Tengah .
Dari data KPK tersebut, menunjukkan 66 dari 71 anggota DPR diproses karena kasus menerima suap. Padahal, gaji sebagai anggota DPR sudah cukup tinggi.
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan No. S-520/MK.02/2015, anggota DPR RI mendapatkan gaji total sekitar Rp 54 juta. Dari surat tersebut diketahui rincian gaji anggota DPR, yakni gaji pokok Rp 4,2 juta, tunjangan komunikasi Rp 15,5 juta, tunjangan kehormatan Rp 5,6 juta bantuan langganan listrik dan telepon Rp 7,7 juta, tunjangan peningkatan fungsi pengawasan dan anggaran Rp 3,75 juta, dan uang sidang Rp 2 juta. Jika diakumulasikan dengan beberapa poin gaji lainnya, maka uang gaji yang dibawa pulang anggota DPR mencapai Rp 54 juta.
Sumber : ID Times