Marak Kasus Kekerasan Pada Perempuan dan Anak, Pemda Sediakan Fasilitas Konseling Gratis

Ainul Mardiati

Bengkulutoday.com - Banyaknya kasus kekerasan yang terjadi pada anak dan perempuan di Indonesia mengakibatkan timbulnya konflik sosial lain. Seringnya para korban enggan untuk melaporkan kepada dinas terkait dalam hal ini UPTD PPA setempat. Termasuk di Bengkulu, Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Bengkulu mencatat sejak Januari sampai dengan awal September ini, sudah ada 14 laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Bengkulu, yang masing-masing mendapatkan penanganan yang intensif melalui koordinasi dengan Pemprov maupun Pemda setempat. 

Rinciannya, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sebanyak tiga kasus, Empat Kasus Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH), Dua kasus Hak Asuh dan Lima kasus kekerasan Seksual.

Jumlah 14 laporan kekerasan perempuan dan anak di Bengkulu berdasarkan laporan yang masuk di UPTD PPA Provinsi Bengkulu.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Provinsi Bengkulu, Ainul Mardiati, S.Psi., M.H., mengatakan terus melakukan pendampingan terhadap kasus tersebut. 

Disampaikan kasus kekerasan yang dialami korban, dilakukan orang-orang terdekat korban, Baik  keluarga, teman, bahkan orang tuanya sendiri.

"Kami PPA terus melakukan pendampingan, baik pendampingan secara hukum maupun pendampingan psikologi pada korban kekerasan,” kata Ainul, Selasa (5/9/2023).

Dilanjutkannya, dampak buruk terhadap sebagian besar anak ataupun perempuan, terutama yang jadi korban pencabulan, mereka akan mengalami gangguan psikologi. Hal ini sangat berbahaya, apalagi untuk anak di bawah umur.

Selain itu lanjut Ainul, juga dilaksanakan sosialisasi untuk mencegah dan mengurangi kasus kekerasan yang dialami anak dan perempuan, khususnya di Kota Bengkulu. Sosialisasi dilakukan dengan cara mediasi melalui Konselor dari UPTD PPA.

"Kita di UPTD memiliki fasilitas konseling untuk mencegah ataupun menangani kasus kekerasan, dan fasilitas konseling ini tanpa biaya atau gratis” ungkap Ainul.

Ia mengimbau, masyarakat Bengkulu agar turut bekerjasama mencegah kekerasan terhadap anak dan perempuan. Mengingat masih tingginya kasus kekerasan anak dan perempuan di Provinsi Bengkulu yang masih membutuhkan pendampingan dan mendorong agar korban berani melapor. (Viona)