Kemenkominfo Godok Masterplan Smart City Kota Bengkulu

foto bersama

Bengkulutoday.com  – Ketua Tim Tenaga Ahli dari Kemenkominfo Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo mengapresias Kota Bengkulu terkait penyusunan Masterplan Smart City dan Quick Win Program Unggulan tahap 1.

“Jadi, selama 4 bulan ke depan itu kita akan bantu Pemda Kota Bengkulu untuk menyusun rencana induk smart Ini, diharapkan bukan hanya terhenti di bimtek atau pelatihan saja, tapi betul-betul sudah akan bisa dilaksanakan lanjutnya.

Dalam mendukung Kota Bengkulu, tim dari Kemenkominfo juga akan menyiapkan rencana untuk menunjang implementasi smart city agar berjalan lancar dan tentunya memberikan manfaat. Upaya ini diharapkan dapat memberikan yang terbaik supaya warga di Kota Bengkulu mendapatkan layanan terb dan juga meningkat kualitas kesejahteraannya dan kualitas hidupnya.

“Selama 4 bulan ini kami juga mendapatkan tugas untuk menyusun rencana yang dibukukan. Ada empat volume buku yang akan susun dari soal tentang latar belakang analisis situasi, kemudian juga draft rencana induknya se ada eksekutif summarynya, dan terakhir ada yang namanya quick win, program yang dalam jangka pendek nanti setahun 2 tahun itu bisa langsung dilaksanakan,” jelasnya.

Hal ini diharapkan bisa membantu membentuk tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan tentu menghasilkan kualitas pelayanan publik yang lebih baik juga di Kota Bengkulu.

Terkait konsep pengembangan smart city, Wahyudi mengatakan ada berbagai tantangan yang akan dihadapi Ko Bengkulu, diantaranya menyangkut 6 dimensi smart city yakni smart governance, smart society, smart living, sm economy, smart environment, dan smart branding.

“Enam dimensi itu baru merupakan pola dasarnya. Nanti pengembangannya kita cari yang betul-betul merupaka tantangan paling pokok di Kota Bengkulu,” tuturnya.

“Jadi melalui Bimtek kita cari mana yang menjadi prioritas. Nah ini masih kita godok karena masih ada 3 bimtek lain, mudah-mudahan nanti akan semakin tajam, datanya semakin lengkap, valid dan ditambah juga bukan hany data sekunder tetapi observasi di lapangan,” pungkasnya. (MC/KB).